Lihat ke Halaman Asli

Alasan Kenapa Metromini Bukan Lagi Idola

Diperbarui: 30 Desember 2015   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jakarta adalah ibu kota Indonesia, sebuah ibu kota yang menurut kami masih tertinggal dari segi transportasi umum dibanding dengan ibu kota negara lain, misal area ASEAN.

Salah satu bahasan yang paling menarik adalah Metromini. Ya, kendaraan bus merah ini memang kontroversial. Kehadiran nya dinanti, sekaligus dibenci banyak pihak. Dan puncaknya ketika Metromini mogok masal di bulan Desember 2015, yang hasilnya malah banyak orang seneng. Secara bisnis, kami akan kupas menurut versi TMDOTCOM.

Sejarah Metromini.

Metromini awalnya adalah ide dari Founding Father Indonesia, Bapak Soekarno. Berawal di sekitar tahun 1962, Jakarta menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO). Kondisi angkutan umum saat itu cuma ada Oplet (yang kayak di pelem si Doel Anak Sekolahan tuh), dan bus kota yang ukuran besar.

Singkat cerita, sejak tahun 1976, metromini dinaungi oleh manajemen PT. Metromini.

Keunggulan.

Cepat: Metromini jelas bisa bergerak lebih cepat daripada bus lain.

Kapasitas: Dan memuat lebih banyak daripada oplet, mikrolet, bajaj. Sekitar 50-60 orang.

Ukuran: Dengan ukuran lebih kecil, otomatis daerah terpencil bisa dijangkau.

Pesaing.

Jaman Dulu: Oplet, Bis besar, Becak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline