Lihat ke Halaman Asli

Tubagus Lawalata

Pedagang Air Keliling

(Maafkan Ayahmu, Nak) Menggunakan Topeng agar Kita Bisa Makan

Diperbarui: 12 September 2018   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah ruangan  gedung kementrian. ...

Kami masuk ruangan untuk bahas proposal kegiatan kegiatan sosial masyarakat setelah sebelumnya membaca x-banner tentang pelaporan tindakan gratifikasi di depan ruangan tersebut.

Setelah menyilakan kami duduk, dan sambil memegang beberapa lembar kertas yang sepertinya merupakan laporang rencana anggaran biaya, ibu tersebut memulai pembicaraan.

Karyawan bu menteri: jadi, kita sudah lihat rancangan anggarannya

Me: *dalam hati* belum apa-apa udah ngomong biaya

Karyawan bu menteri: ini jumlahnya cuma 70 orang? terlalu sedikit, kurang meriah untuk bu menteri datang.

Me: Ini kegiatan diskusi grup, jadi angka demikian sudah kami perhitungkan agar kader lebih mudah untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Mencari solusi dengan terlalu banyak kepala akan lebih lama dan sulit untuk menarik kesimpulan. Terlebih karena waktu yang di sediakan terbatas.

Karyawan bu menteri: (melihat dengan tatapan kosong seakan tidak paham satu huruf pun yang keluar dari mulutku). lalu ia berucap, biaya ini sudah kami ajukan ke atasan. nanti untuk kelanjutannya kita bisa kok tidak bertemu di kantor, di hotel juga bisa. atau restoran. yang penting tidak perlu di kantor

me: (hmmm, kok malah gitu komentarnya. kode keras ini)

Karyawan bu menteri: nanti hari kamis, kita ketemu di hotel xxx kota zzz jam yyy unutk melanjutkanpembahasan ini. oke skr boleh mulai presentasi mau seperti apa kegiatannya.

me: jadi begini...(lalu kehilangan kata-kata karena semua tadi terlalu mewah untuk perut miskinku)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline