Lihat ke Halaman Asli

Paksa Menulis Solusi Cerdas dari Malas Menulis

Diperbarui: 21 April 2022   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Paksa Menulis Solusi Cerdas Dari Malas Menulis

Oleh: Trygu

Gunungsitoli, 21 April 2022

Menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh Penulis. Selain menulis, seorang penulis juga harus banyak membaca dan mendengarkan supaya punya banyak ide untuk menjadi bahan terhadap apa yang akan ditulis. Semua orang pasti bisa menulis atau memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menulis. Pada masa lampau, menulis dilakukan dengan menulis di kertas jika ingin mengetahui kabar atau keadaan yang lain di daerah lain, tetapi pada masa kini, menulis dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi melalui chat pada media yang ada.

Menulis memberikan segudang manfaat kepada kita, mulai dari menuangkan segala ide atau gagasan yang ada di kepala kita, dimana terkadang ada orang yang malu dan tidak berani secara langsung mengatakan sesuatu ide atau gagasannya kepada oranglain, ada juga yang menulis untuk dikenal atau dikenang oleh berbagai generasi atau dengan kata lain lintas generasi. Selain kedua manfaat di atas, mungkin ada alasan lain seseorang itu menulis, entah itu karena tuntutan pekerjaan, tuntutan perkuliahan, ingin punya banyak uang, ingin pergi atau berjalan-jalan ke seluruh dunia, serta berbagai alasan lain.

Semua itu sah saja karena seseorang memiliki maksud atau tujuan tertentu dalam menulis, dan bahkan mungkin saja ada orang yang melakukan kegiatan menulis untuk menyesatkan, provokator atau pemicu untuk membuat masalah menjadi heboh, mulai dari masalah yang kecil, hingga menjadi suatu masalah yang besar. Itu kembali kepada maksud atau tujuan seseorang. Namun, pada dasarnya menulis itu tujuannya untuk mempengaruhi orang yang membacanya. Sesuatu itu jika di arahkan ke arah yang positif akan berdampak baik, tetapi jika di arahkan ke arah yang negatif akan berdampak buruk bagi siapapun tanpa terkecuali (bagi yang membacanya).

 Pada kenyataan di lapangan, dapat kita temukan bahwa ada orang yang mengatakan ingin menjadi penulis atau menghasilkan suatu karya tertentu, namun dia malah mengatakan merasa malas untuk melakukannya. Entah itu karena tidak memiliki ide, tidak paham teknik menulis yang baik dan benar, tidak tahu cara memulai atau mengakhiri tulisan, masih ragu terhadap apa yang akan ditulis, takut dikritik atau dipermasalahkan tulisannya, dan berbagai alasan lain, sampai malas menulis karena tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk menulis.

Namanya saja penulis, ya, mau - tidak mau, suka - tidak suka, senang - tidak senang ya harus menulis. Seseorang yang menulis baru dikatakan sebagai penulis, tetapi kalau hanya sebatas kata-kata atau pemikiran saja, maka orang seperti itu tidak layak dikatakan sebagai penulis sama sekali, melainkan sebagai seorang pemimpi belaka. Begitu juga bagi orang yang hanya ikut-ikutan atau nebeng dengan tulisan oranglain, hanya menjadi seorang yang suka bermimpi, apalagi jika diperparah dengan ikut ditulisan seseorang tanpa ikut serta dalam memberikan suatu ide atau masukkan tertentu kepada si penulis utama.

 Untuk menjadi seseorang penulis yang menulis (menghilangkan rasa malas menulis), disini penulis memberikan suatu saran atau masukkan, jika ingin menulis maka paksakan diri untuk menulis itu. Paksa berarti itu ya harus menulis, apapun keadaan atau penghalang kita dalam menulis. Apapaun alasan yang membuat kita malas menulis ya harus dihilangkan dengan memaksakan diri untuk menulis. Masalah tulisan kita itu salah atau benar dari segi isi, apakah benar atau salah sumber referensi kita, ya, itu semua tergantung dari apa referensi yang kita baca. Soalnya yang mempengaruhi seperti apa dan bagaimana tulisan kita adalah apa dan bagaimana referensi yang telah kita dapatkan. Apalagi jika seorang penulis tersebut bahan referensinya terbatas dan tidak mau memperbaharui apa pengetahuan yang ada dalam pikirannya atau referensi yang telah didapatkan (itu sangat parah). Maka, paksakan kumpulkan referensi dan perbaharui referensi yang ada.

Sebenarnya suatu tulisan tersebut tidak ada istilahnya benar atau salah, soalnya dalam menulis itu penulis itu menulis berdasarkan sudut pandangnya atau apa dan bagaimana referensinya. Misalnya sebuah dadu, kita melihat salah satu sisi memiliki lubang satu, maka lantas kita membuat sebuah tulisan tentang dadu itu memiliki lubang satu. Tulisan yang mengatakan dadu berlubang dua, tiga, empat, lima, maupun enam, lantas kita mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang salah. Apalagi jika didukung dengan referensi yang kita dapatkan sebagai bahan menulis bahwa dadu itu berlubang satu. Kalau menulis itu jangan hanya miliki satu referensi saja atau dari sumber yang itu dan itu saja. Tapi perkaya referensi dengan mencari melalui mesin pencari seperti Google, maupun dengan mengunjungi toko buku yang memperbolehkan kita untuk membaca bukunya yang dijual, maupun berkunjung ke berbagai perpustakaan. Entah itu perpustakaan sekolah, perpustakaan kota atau kabupaten, perpustakaan provinsi, perpustakaan yang dikelola oleh perorangan dan bahkan hingga perpustakaan tingkat nasional di suatu Negara tertentu.

Untuk masalah malas menulis karena takut dikritik oleh oranglain, sebenarnya tidak ada tulisan itu yang benar atau salah (hal tersebut sesuai dengan apa yang telah dikatakan dari atas). Selain itu, sebuah tulisan itu jika kita mencari kesalahan, pasti ada saja yang salah, Entah itu kekurangan atau kelebihan huruf, tidak konsisten dalam menggunakan istilah tertentu (misalnya antara istilah siswa atau peserta didik yang sebenarnya sama saja artinya), perbedaan spasi yang mungkin terjadi antara paragraf yang satu dan lain, kelebihan spasi atau enter antara satu kata dengan kata yang lain maupun antara satu paragraf dengan paragraf yang lain, serta berbagai kesalahan tertentu terkait penulisan. Begitu juga jika kita malas menulis karena takut tidak sesuai tulisan kita dengan ketentuan yang ada. Entah itu tidak sesuai dengan PUEBI, EBI maupun KBBI. Jangan terlalu kita ambil pusing karena sebagus-bagusnya tulisan kita menurut kita (karena berdasarkan dari usaha kita sampai jam tidur berkurang), tetapi pasti ada saja kesalahan saat dilihat oleh oranglain, saat dilihat oleh pembimbing kita, dan bahkan tulisan kita saat kita berikan ke suatu media tertentu mungkin saja ada tim yang melakukan tahap editing atau memperbaiki tulisan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline