Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pembelajar Matematika

Diperbarui: 26 Oktober 2021   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Matematika adalah salah satu dari ilmu pengetahuan atau mata pelajaran, selain Bahasa Indonesia, Sejarah, Sosiologi, dan lain-lain. Entah itu yang dipelajari di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bahkan sampai pada tingkatan perguruan tinggi (PT). 

Matematika itu tentang angka, simbol, huruf, dan lain-lain, yang membuat beberapa orang atau kebanyakkan orang takut dan tidak suka dengan matematika itu. Hal tersebut karena siswa yang tidak paham karena merasa sulit memahami maksud dan tujuan dari angka, simbol, huruf, dan lain-lain tersebut. Termasuk juga bagaimana dan dimana diletakkan angka, simbol, huruf, dan lain-lainnya itu.

Selain karena sifat matematika yang abstrak atau tidak nyata tersebut, berupa angka, simbol, huruf, dan lain-lain, guru matematika juga terkadang ada yang terlihat menyeramkan atau menakutkan. 

Hal tersebut dapat kita lihat dari guru-guru saat mengajar terkadang membawa penghapus dari kayu, penggaris panjang, maupun batang kayu ataupun yang lain untuk menghukum atau mendisplinkan siswa. 

Itu merupakan salah satu faktor yang membuat siswa tidak suka atau tidak nyaman dengan kegiatan proses belajar dan mengajar matematika di dalam kelas. Itu yang menyebabkan siswa menjadi tidak suka belajar matematika atau dengan kata lain tidak mau belajar matematika. 

Pada diri siswa perlu diberikan konsep pembelajar matematika, atau dengan kata lain siswa yang gemar dan suka belajar matematika. Entah itu dengan menggunakan gadget masing-masing siswa dengan cara belajar matematika melalui pencarian di Google, pencarian di Youtube, maupun di berbagai media lain.

 Begitu juga dengan cara mengunjungi pasar, taman, maupun lingkungan lain yang mendukung proses belajar mengajar yang baik. Itu karena belajar matematika dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tanpa ada sekat-sekat yang dapat memisahkan atau membatasi para siswa dan guru. 

Selain itu, guna mewujudkan pembelajar matematika itu dapat dilakukan dengan mengajak siswa mengunjungi perpustakaan kota atau kabupaten, perpustakaan di sekitar sekolah, perpustakaan sekolah, maupun bahkan perpustakaan nasional jika dapat dijangkau dengan baik. 

Itu guna membuat siswa gemar atau suka membaca, apalagi gemar atau suka membaca buku-buku yang terkait dengan matematika atau buku-buku pelajaran matematika dan buku-buku yang dapat memotivasi siswa supaya semangat dan mau belajar matematika lagi dan lagi. Tanpa mengenal kata bosan atau malas dengan belajar matematika itu. 

Sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika siswa. Entah itu melalui nilai Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), Ulangan Harian, maupun dari tes-tes yang lain, yang dapat menunjukkan capaian seorang siswa. 

Menjadi pembelajar itu dapat kita lihat dari salah seorang putra nias bernama Andrias Harefa yang menulis buku berjudul Menjadi Manusia Pembelajar. Andrias Harefa merupakan salah satu mahasiswa yang lolos ujian masuk ke Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada di Yogyakarta (Harefa, 2012:15). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline