Lihat ke Halaman Asli

trias

pelajar mahasiswa

Membumikan Pancasila dan Menciptakan Generasi Tangguh

Diperbarui: 16 September 2025   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Prof. Murdillah selaku narasumber dalam acara pembukaan mataf Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyampaikan materi berjudul "Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah." Beliau menjelaskan bahwa cita-cita Muhammadiyah adalah mewujudkan Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur, yakni negara yang baik dan berada dalam ampunan Allah. Darul Ahdi wa Syahadah dimaknai sebagai negara hasil kesepakatan seluruh bangsa dengan dasar kesaksian, yaitu landasan teologis-ideologis berupa Pancasila dan UUD NKRI. Prinsip utamanya adalah menjaga persatuan bangsa, menghormati kesepakatan nasional, bertanggung jawab melalui iman dan amal saleh, serta membangun peradaban bersama. Harapannya, Indonesia dapat menjadi rumah damai, adil, dan makmur yang tetap tegak sebagai negara Pancasila sesuai nilai-nilai Islam.

Narasumber kedua, Leo Nisa Sagita, menyampaikan materi berjudul "Peran Strategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara." Ia menekankan bahwa mahasiswa memiliki peran penting di era post-truth, di mana kebenaran kerap tertutupi oleh opini publik. Mahasiswa dipandang sebagai agen perubahan (agent of change), cadangan kekuatan bangsa masa depan (iron stock), penjaga moral, sekaligus pengontrol sosial dalam pembangunan demokrasi. Strategi yang dapat ditempuh mahasiswa dalam bela negara mencakup literasi digital, penguatan pendidikan kewarganegaraan, dan penguatan ikatan sosial budaya. Dengan kesadaran tinggi dan peran aktif, mahasiswa mampu melawan disinformasi, menjaga persatuan, serta memperkuat kedaulatan bangsa di tengah tantangan era digital.

Amika Wardana sebagai narasumber ketiga di Mataf Universitas Aisyiyah (UNISA) yogyakarta membawakan materi berjudul "Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia." Ia memaparkan perjalanan panjang pendidikan tinggi yang berakar dari tradisi kuno hingga universitas modern. Saat ini, terdapat 163 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah di Indonesia yang berkontribusi besar dalam mencetak generasi bangsa. Menurutnya, mahasiswa harus menguasai ilmu dan keterampilan, berpikir kritis serta kreatif, sekaligus mempersiapkan karier dan kontribusi nyata bagi masyarakat. Ia juga menekankan syarat kelulusan di perguruan tinggi, yaitu proyek atau tugas akhir untuk jenjang D3, praktik profesional untuk D4, dan skripsi untuk S1. Dengan sistem ini, perguruan tinggi diharapkan melahirkan lulusan yang kompeten, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline