Sore itu, seperti biasa aku sedang menikmati indahnya sunset. Aku memandanginya dengan penuh kehangatan, aku rasa kami berbagi kehangatan yang sama, kuharap. Tak terhitung sudah berapa kali aku melakukan hal ini, mungkin bagi sebagian yang lain ini adalah hal konyol untuk dilakukan. Mereka lebih senang untuk memandangi kotoran yang tidak disiram di toilet atau mungkin memandangi bangkai tikus korban tabrak lari.
Suara kendaraan yang lalu lalang pun selalu menemaniku tiap sore, aku suka disini karena disini tidaklah terlalu ramai, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat tiap beberapa menit. Suara nyaring mangkok tukang bakso yang lewat dan suara tawa anak-anak yang bermain juga menambah kenikmatan setiap soreku dari atas sini. Kalau boleh aku ingin disini selamanya.
"Sudah kuduga kamu pasti ada di atas sini."
Aku mendengar suara yang sangat kukenal dan langsung menunduk kebawah untuk memastikan.
"Ah.. hai Rud."
Dia adalah Rudi, penunggu rumah di seberang jalan. Rumah itu sudah lama ditinggal oleh pemiliknya dan Rudi menempati rumah itu untuk waktu yang cukup lama. Rumah dengan gaya sederhana yang di dominasi dengan nuansa kayu membuat rumah itu terlihat cukup menanangkan jika dilihat dari sini. Rudi seringkali mengajakku untuk singgah di rumah yang ditungguinya, namun aku selalu menolak dengan alasan yang aku sendiri tidak tahu mengapa. Kadang juga dia datang untuk menemuiku disini kalau kalau sedang merasa bosan.
"Naiklah kesini, Rud!"
Dengan sekedipan mata saja Rudi sudah berada di sampingku di atas sini. Tangan dan kakinya yang diikatkan pada sebuah kain membuatnya terlihat sangat lucu. Ia membuat dedaunan di sekitarnya jatuh karena kakinya yang diikat mulai berayun ke depan dan belakang. Entah mengapa aku tidak mendapat pakaian seperti yang ia kenakan. Namun aku lebih suka begini, aku lebih merasa cantik dengan rambut hitam panjang dan gaun putih ini.
"Jadi kenapa kamu datang menemuiku kesini?"
"Ya, seperti biasa. Aku merasa sangat bosan jika terus berada di rumah itu sendirian. mengapa kamu tidak mau menemaniku di sana?"
"Entahlah, Rud. Aku merasa ada yang aneh dengan rumah itu."