Lihat ke Halaman Asli

Tommy TRD

Just a Writer...

Semua Tak Lagi Sama (Ujarnya)

Diperbarui: 1 Oktober 2019   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku kerap meninggalkan kota ini ketika pagi masih gelap,
Fajar masih beberapa saat lagi untuk menyingsing,
Tidak terlalu riuh seperti biasanya,
Walau kota ini tak pernah benar-benar tertidur,

Aku selalu menyaksikan bunga yang berpotongan seperti payung,
Selalu di sebelah kananku,
Tidak terlalu banyak,
tapi rapi dan serupa, tak sama,
Seperti perasaanku, serupa tapi tak sama,

Aku selalu melewati gedung-gedung menusuk angkasa,
Tinggi, besar, gagah dan terkadang mengintimidasi,
Mereka selalu di sana,
Walau bertambah, jejak yang indah tak pernah berubah,

Sekali ku meninggalkannya ketika pagi masih gelap,
Kusempatkan mengecup kakinya,
Membelai rambutnya yang seperti matahari terbenam,
Dan memandanginya yang tak riuh seperti biasanya
Sengaja, karena esok mungkin tak kan sama

Kukemasi sandanganku untuk menyeberangi samudera, tanpanya,
Masih terlalu gelap untuk membawanya, pikirku,
Ku yakin kan kembali,
Walau akhirnya jauh berbeda,

Tubuhku beberapa kali mengunjunginya,
Masih dengan langkah yang sama,
Perempatan yang sama,
Dan jejak langkah yang masih di sana jua,
Tapi tidak dengan rasa yang biasa,
Tidak lagi dengan kecup yang mesra,
Tidak ada lagi warna jingga,

Masa telah berubah,
Jika tidak melihat senda canda dan tawa mereka yang muda,
Di taman yang sama,
Mungkin tak kan terhalang air mata,
Tak sempat ku memutuskannya,
Sekali lagi garuda telah menyeberangi samudera, sama sekali berbeda,
Dan tangisku tak boleh pecah...

Jakarta, 27 September 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline