Karena Tak Seorangpun Dapat Memastikan Apa Yang Akan Terjadi Kelak
Mengandalkan diri hanya pada perencanaan tunggal atau "single planning" dapat sangat berbahaya karena alasan-alasan berikut:
Dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang tak terduga. Rencana tunggal sering kali didasarkan pada asumsi-asumsi yang mungkin tidak lagi berlaku di masa depan. Jika hanya mengandalkan satu rencana, kita akan menjadi rentan terhadap situasi yang tidak terduga dan sulit beradaptasi. Tidak ada satu pun dari kita yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lengkap. Mungkin kita tidak dapat memperhitungkan semua variabel dan faktor yang relevan dalam perencanaan tunggal. Mengandalkan hanya pada satu rencana dapat mengabaikan perspektif dan wawasan tambahan yang dapat diperoleh dari orang lain atau dari sumber-sumber lainnya.
Memusatkan seluruh perhatian dan upaya pada satu rencana tunggal dapat menyebabkan kelelahan mental dan kehilangan fokus. Jika rencana tersebut tidak berjalan sesuai harapan. Akibatnya , kita akan merasa terjebak dan tidak tahu harus melakukan apa. Sehingga dapat terjerumus kedalam jurang keputusaaaan.
Hindari meletakkan beban yang berlebihan pada diri sendiri dan memperlebar risiko kegagalan. Rencana tunggal cenderung mengabaikan alternatif-alternatif yang mungkin lebih baik atau lebih sesuai dengan perubahan kondisi. Dengan mempertimbangkan hanya satu rencana. Secara tanpa sadar membatasi fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang berubah.
Sebagai langkah antisipatif,sebaiknya memiliki minimal dua perencanaan: Plan A dan Plan B, bahkan mungkin juga Plan C. Kehadiran perencanaan ganda ini sangat penting Karena jika satu rencana mengalami kegagalan, maka masih ada opsi lain yang bisa dijalankan. Terganjalnya sebuah perusahaan hanya memiliki satu rencana atau perencanaan tunggal dapat berdampak buruk bahkan menghancurkan
Kelebihan kepercayaan diri seringkali membuat seseorang mengambil risiko yang berlebihan dengan menerapkan "Single Planning" atau perencanaan tunggal
Teman Baik Kami Jadi Korban
Sayangnya, salah satu teman baik kami ,sebut saja namanya Herman , menjadi korban dari keputusan tersebut. Ia begitu antusias dan yakin telah menginvestasikan seluruh modalnya, bahkan mencairkan depositonya untuk membeli saham.
Sebagai sahabat, saya sejak awal sudah memberikan peringatan bahwa risiko yang dihadapi sangat besar. Namun, sebagai sahabat, kita tidak berhak terlalu jauh ikut campur dalam keputusan bisnis yang telah dipertimbangkan dengan matang olehnya.Tidak sampai satu tahun, harga saham jatuh. Namun, teman kami masih tetap yakin bahwa harga saham akan pulih. Namun, tahun demi tahun berlalu dan ternyata semua itu sia-sia. Bahkan, deposito yang seharusnya menjadi cadangan untuk hari tua juga dicairkan tanpa sepengetahuan istrinya.Akibatnya, modal hilang dan kehidupan keluarga hancur. Kini di hari tua,harus menjalani hidup apa adanya. Walaupun sangat prihatin,tapi kami hanya dapat membantu sebisanya. Karena tak seorangpun di dunia ini,betapapun mapan kehidupannya,yang dapat memikul beban hidup orang lain.
Seperti orang lain, istri saya dan saya juga merencanakan masa tua kami. Kami bercita-cita untuk menikmati hidup di perkebunan dengan kolam mancing dan berbagai pohon buah-buahan.