Memerlukan Kearifan Dalam Menjawabnya
Bila beli nasi di Warung Padang dan Penjual bertanya :" A lauaknyo Uni ?" (apa lauknya Uni ),maka kita bebas menjawab,mau pesan nasi dengan dendeng balado atau rendang.
Begitu juga bila masuk ke restoran dan disodorkan daftar menu dan selang beberapa saat Pelayan restoran datang dan bertanya:"Mau pesan apa pak?",maka kita dengan santai bisa memesan makanan sesuai selera dan sesuai isi dompet. Tapi pertanyaan yang sama bila diajukan saat status kita adalah undangan,maka untuk sesaat membuat kita tertegun. :"Opa dan Oma mau pesan makanan apa?"
Tidak secara serta merta ,saya dan isteri bisa menjawab langsung secara tuntas,apalagi melihat daftar harga makanan,yang paling murah adalah 40 dollar,perporsi .
Akhirnya,meniru gaya diplomatis dari para politikus,saya menjawab :"Hmm apa pun boleh " Karena kalau yang mengundang makan adalah anak mantu cucu,maka kami bisa bebas memilih masakan yang kami sukai,tapi karena kali ini diajak oleh tamu putra kami yang datang dari Hongkong,maka ada rasa segan mau pesan masakan yang harganya 75 dolar per porsi,walaupun sesungguhnya memang paling enak. Karena diajak di restoran paling mewah di Australia Barat.
Dokumentasi pribadi
Diplomasi Berhasil
Ternyata dengan gaya :" Apapun boleh " berhasil dengan memuaskan. Saat masakan mulai disediakan,kami agak bingung saat Pelayan Restaurant menyediakan dua kotak yang sarat dengan aneka ragam masakan.
Ada udang goreng,steak sapi, ikan salmon dan seterusnya. Apalagi ,ternyata kedua box tersebut bukan untuk kami berdua,melainkan masing masing kami dapat 2 box sarat aneka ragam masakan. Agar jangan sampai terlanjur mencomot makanan yang bukan untuk kami,maka saya bermaksud untuk bertanya.