Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Cepat Panik ? Kiat Kiat Mengatasinya.

Diperbarui: 30 Oktober 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada telpon berbunyi dimalam hari, terus panik. Pikiran langsung menerawang kepada kemungkinan terjadinya hal hal yang negatif. "Jangan-jangan…” Keringat dingin keluar dan dengan tangan gemetar menjawab telpon, ternyata :” maaf salah sambung”

Sedang duduk santai nonton TV, ada siaran bahwa beberapa orang meninggal karena keracunan makan ayam goreng . Nah, kebetulan barusan tadi pagi sarapan dengan ayam goreng disalah satu warung. Terus perasaan jadi panik, mulai terasa mual "Jangan-jangan..."

Dikesempatan lain, sewaktu mau membayar dikasir, ternyata dompet hilang. Terus panik, keringat dingin keluar. Ternyata setelah diperiksa lagi, dompet ada dalam kantong celana….

Panik Berlebihan Bisa Berakibat Fatal

Bahwa manusia memiliki rasa kuatir tentu adalah hal yang sangat wajar. Kekuatiran ,menandai rasa sayang akan anggota keluarga atau peduli diri sendiri, sehingga tidak ingin terjadi sesuatu yang akan merugikan, baik secara finansial,apalagi terhadap keselamatan diri.

Rasa cemas yang berlebihan ,mudah menciptakan kepanikan .Dan kepanikan yang over dosis bisa berakibat fatal : “ kejang, semaput, stroke, bahkan meninggal

Orang Panik :

  • Tidak bisa berpikiran yang waras
  • Melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain
  • Kehilangan total rasa percaya diri
  • Takut bertemu orang lain
  • Tidak berani keluar dari zona keamanan dan kenyamanan

Kiat Kiat Atasi Gangguan Kepanikan

Jangan pernah menuntun orang lain, kejalan yang belum pernah dilalui, karena bisa jadi jalan yang menurut perkiraan kita itu sudah tepat, ternyata membawa seluruh rombongan kesasar jauh dari tempat tujuan. Hal ini berlaku juga, dalam bidang kehidupan laiinya. Jangan pernah memberikan arahan atau tuntunan ,berdasarkan buku buku yang dibaca, karena belum dibuktikan kebenarannya. Bila tetap dilakukan dan ternyata salah arah, maka tanggung jawab moral,ada pada diri kita.

Falsafah inilah yang senantiasa saya ingat disepanjang perjalanan hidup saya.Karena itu 99 persen tulisan saya adalah cuplikan biografi atau perjalanan hidup yang sudah dilalui.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline