Lihat ke Halaman Asli

Tito Adam

TERVERIFIKASI

Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Hitobashira Urban Legend Jepang Kubur Manusia Hidup sebagai Pondasi Bangunan, Bagaimana di Indonesia?

Diperbarui: 24 Agustus 2021   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hitobashira, manusia dikubur hidup-hidup. Sumber :   Yokai

Masing-masing wilayah pasti punya cerita urban legend sendiri yang ramai diobrolin oleh kebanyakan orang-orang. Salah satu cerita urban legend yang terkenal ini datangnya dari negeri yang cukup dekat secara emosional dengan kita, yaitu negara Jepang.

Di Jepang, ada sebuah urban legend yang menyeramkan sekaligus mengerikan dan cukup terkenal, bernama Hitobashira. Jika diterjemahkan, Hitobashira memiliki arti pilar manusia.

Legenda ini cukup mengerikan karena untuk membangun bangunan penting, mereka harus mengubur manusia hidup-hidup sebagai "tumbal" pondasi agar bangunan tersebut kokoh dan kuat.

Dilansir dari laman Yokai, praktik Hitobashira ini praktik umum yang dilakukan selama proyek konstruksi besar dari zaman kuno hingga abad ke-16. Namun ada bukti bahwa hitobashira masih digunakan di beberapa proyek konstruksi selama abad ke-20.

Menurut kepercayaan daerah itu, diyakini jika pengorbanan jiwa manusia akan menenangkan roh-roh alam di suatu daerah. Terutama roh sungai di daerah yang sering terjadi banjir. 

Mereka juga digunakan untuk melindungi kastil dari serangan, kebakaran, dan bencana lainnya baik buatan manusia maupun alam. Ini mengingat di masa itu, perebutan wilayah masih berlangsung, sama seperti kerajaan-kerajaan di Indonesia jaman dahulu.

Ada beberapa kastil terkenal di Jepang yang disangkut pautkan dengan legenda hitobashira. Contohnya, Kastil Maruoka di Prefektur Fukui (Provinsi Echizen lama), salah satu kastil tertua yang masih ada di Jepang, konon berisi hitobashira di pilar tengah benteng.

Ceritanya, saat Kastil Maruoka sedang dibangun, temboknya terus runtuh tidak peduli berapa kali diperbaiki. Diputuskan bahwa seseorang harus dikorbankan dan dijadikan hitobashira untuk meningkatkan stabilitas kastil. 

Seorang wanita miskin bermata satu bernama Oshizu dipilih untuk kehormatan menjadi hitobashira. Sebagai hadiah atas pengorbanannya, dia dijanjikan bahwa putranya akan diangkat menjadi samurai. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline