Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Pengaruh Bahasa dan Budaya terhadap Pemikiran Manusia

Diperbarui: 18 Mei 2022   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. baraNews

BAHASA merupakan salah satu alat berkembangnya budaya sebuah kelompok masyarakat. Ketika kita berbicara mengenai budaya, maka sebaiknya kita bisa membuka pikiran untuk perkembangan budaya kita. Budaya bersifat kompleks, luas, dinamis, konkret, dan abstrak. 

Oleh karena itulah budaya tidak terbatas pada urusan seni yang biasa dilihat secara nyata yang dapat disaksikan di tempat-tempat bersejarah, seperti museum. Tetapi, budaya menacakup keseleuruhan sistem kehidupan manusia secara menyeluruh dari yang abstrak hingga yang konkret.

Kebudayaan juga dilihat dalam bentuk karya sastra, dimana objek yang disampaikan tidak akan terlepas dari kebudayaan dan kehidupan sosial sebuah masyarakat. Di sini, karya sastra itu terlihat memiliki muatan budaya yang tinggi dan bahasa tidak pernah tercipta dari kekosongan, sehingga budaya dan sastra memiliki ketergantungan yang besar antara satu sama lain. 

Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, demikian juga sebaiknya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam kesusastraan. Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka sastra adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi. 

Sebagai contoh, Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia dulu dan sekarang. Tidak jarang, bahasa dan sastra Indonesia mencerminkan perjalanan dan problematika yang dialami, terutama zaman sebelum dan setelah kemerdekaan. 

Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga berfungsi sebagai alat penyebar ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi. Maka terlihat bahwa bahasa berperan dalam pengembangan budaya dan pengembangan pemikiran manusia. 

Selain itu, dalam proses penerjemahan, penguasaan bahasa sumber saja tidak mencukupi, seorang penerjemah juga harus mengetahui latar belakang sosial budaya, tujuan, dan sasaran pembaca dari teks tulisan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, dijelaskan pula bagaimana fungsi bahasa, budaya, penerjemahan, dan hubungan bahasa dan budaya dalam proses penerjemahan.

Pandangan berbeda dikemukakan oleh Ariwidodo, E. (2013), tradisi filsafat Barat cenderung didasarkan pada konsep yang disebut sebagai logosentrisme (metaphysics of presence). Logosentris medijelaskan sebagai bentuk sistem metafisik yang mengandaikan logos atau konsep kebenaran transendental di balik segala hal yang tampak di dunia nyata. Oleh karena itu, dari sini tampak hubungan antara bahasa dan pikiran manusia merupakan hubungan yang timpang. 

Terkait hal trersebut, alasan penepatan pikiran yang selalu diperlakukan lebih tinggi pada kata-kata, pikiran menjadi sumber dari bahasa, sementara posisi bahasa hanya sebagai alat penyampai dari pikiran itu sendiri atau kata lainnya bahasa bertugas menyampaikan sesuatu yang ingin diekspresikan oleh pikiran. Pendapat ini, bahasa hanya sebatas pelengkap, bukan mendominasi pikiran atau budaya sebuah kelompok masyarakat.

Bahasa, budaya, dan filsafat sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang berakal dan berbudi pekerti, berperan penting menciptakan inovasi-inovasi bermanfaat bagi kehidupan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline