Lihat ke Halaman Asli

Theresia Iin Assenheimer

TERVERIFIKASI

Ibu dari dua putra

Anakku Mendapatkan Beasiswa dari Universitas St Gallen Swiss

Diperbarui: 25 November 2021   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sekolah di luar negeri | Sumber: Pexels/Pixabay

Anakku yang pendiam

Michael anak keduaku, cenderung pendiam, tidak banyak cerita, tetapi kalau memiliki keinginan akan berjuang keras untuk mendapatkannya. 

Abitur atau ujian akhir SMA tidak lama lagi. Semua kegiatan dikurangi, mulai dari pergi ke sport hall main handball, berhenti dari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan tambahan uang saku, pergi dengan teman-teman juga tidak lagi sesering dulu.
Yang ada saat itu cuma belajar dan belajar dan belajar. 

Karena masuk ke universitas di Jerman tidak pakai tes tetapi berdasarkan nilai, atau numerus Clausus. Hanya mereka yang memiliki nilai 1 koma bisa masuk ke jurusan yang diinginkan.

Suka ikut tes

Suatu saat Michael pamit mau pergi ke Frankfurt untuk mengikuti tes Toefl. Michaelku yang pendiam itu sama sekali tidak pernah bercerita mengapa harus mengikuti tes Toefl. Aku cuma bisa mendoakan supaya lulus tes dan hasilnya bagus.

Aku heran, kok ya masih sempat-sempatnya belajar untuk mempersiapkan tes Toefl kan tidak lama lagi abitur. 

Terdengar deru mobil masuk ke halaman, segera aku keluar dan membuka pintu, tidak sabar mendengar cerita hasil tesnya. 

Michael keluar dari mobil dan tersenyum kecil, "Aku lulus tes Toefl, bukan yang terbaik tapi cukup untuk kuliah berbahasa Inggris"

Aku bilang, "Was, apa? Mau kuliah dalam bahasa Inggris? Bukankah di Jerman banyak universitas bagus? Dan tidak harus dalam bahasa Inggris?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline