Lihat ke Halaman Asli

Anjas Permata

TERVERIFIKASI

Master Hypnotherapist

Mengupas "Brainwashing" Pelaku Terorisme dan Radikalisme

Diperbarui: 30 Maret 2021   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pemuda/Dok Reuters

Diduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar adalah sepasang suami istri yang baru menikah 6 bulan.

Apa yang terjadi kemarin di Makassar hanya salah satu dari sekian banyak rentetan aksi terorisme dan radikalisme yang telah menghiasi negeri ini. Mungkin sebagian dari Anda termasuk saya berpikir...

kok bisa ya mereka mau-maunya mengorbankan nyawa?

Apakah mereka tidak sadar bahwa apa yang dilakukan itu salah? 

Apakah mereka tidak paham bahwa yang dilakukan itu merugikan?

Hmm.. mungkin sederet pertanyaan menyudutkan dan memojokkan lainnya akan terus Anda lontarkan. Tapi jangan terlalu prematur menyimpulkan apalagi menjustifikasi bahwa mereka bersalah sebelum kita memahami bagaimana proses menuju kesana.

Saya akan coba menjelaskan bagaimana seseorang bisa terpapar paham terorisme dan radikalisme. Kemudian hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi karena mungkin saja kita adalah target selanjutnya.

Secara umum Terorisme dapat diartikan sebagai tindakan berupa kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menciptakan suasana teror atau rasa takut secara meluas.

Perbuatan terorisme dapat menimbulkan korban yang bersifat massal dan/atau kerusakan serta kehancuran objek vital tertentu. Tujuan utama terorisme adalah mendapatkan kekuasaan atau power atas idealisme yang mereka yakini sebagai sebuah kebenaran.

Sedangkan Radikalisme ialah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara perubahan atau perombakan melalui jalan kekerasan.

Radikalisme merupakan gejala umum di tengah masyarakat dengan motif beragam baik sosial, politik, budaya maupun agama. Radikalisme ditandai dengan tindakan kekerasan, ekstrim dan anarkis sebagai wujud penolakan atas tatanan sosial yang berlaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline