Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Ini Alasan Kenapa Perantau Rela Berpayah-payah untuk Mudik

Diperbarui: 13 Juni 2018   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rajawisata.co.id

Keberadaan HP tak  sedikitpun mengurangi semangat mudik bersebab sungkem memiliki nilai berlebih dibanding hanya via telepon. Itulah sebabnya mau berpayah-payah menempuh perjalanan jauh guna mengejar redha ibunda dan ayahanda di hari raya.

Bagi para pemudik, apapun kondisinya, mudik adalah satu ritual kewajiban tahunan yang dipertahankan dari tahun  ke tahun. Bukan saja bagi perantau lama tetapi pemuda-pemudi yang tengah berjuang hidup di kota menyiapkan jauh-jauh hari agenda mudik.

Bukan soal sudah berhasil atau belum membahagiakam mak dan bapak, tetapi sejatinya sungkem itu adalah kekuatan moril luar biasa.

"Bunda, maafkan ananda. Hanya bisa membawa hadiah sekedarnya". Tangisan anak rantau menghiasi serambi rumah setelah salat Ied.

"Anakku, Bunda bangga atas jerih payah mu nak. Kehadiranmu di tengah keluarga sudah melebihi segalanya." Haru sendu menghiasi hari kemenangan semua anak berkumpul  bergiliran sungkem sujud di telapak kaki orangtuanya.

Dokpri

Di rumah  gubuk lain tepian desa seorang pemuda membawa perbekalan mudik. Hanya  itulah kemampuan yang didapat tahun ini dari hasil menabung.

Dengarkan apa yang ditangisinya ketika sungkem. "Mbok, aku belum bisa membawa pendamping hidup, maafkan. Insya Allah dengan restu, tahun depan ya".

Si Mbok tersenyum sembari mengelus gimbal si lanang. Teringat dua tahun  berturut itu saja laporan si anak bungsu.

"Ora opo opo lee, koe masih  muda dan gagah. Salatmu rajin toh?" Terdengar isak tangis si Mbok sembari menguat nguatkan hati merenungkan betapa pedihnya kehidupan anak  di kota.

So, pasti di zaman now para perantau memiliki handphone. Malah sebenarnya bisa video call langsung bicara dengan orang tua di kampung minta maaf enggak bisa mudik.

Namun video call atau semacamnya tidak bisa menggantikan sungkem mudik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline