Lihat ke Halaman Asli

Teguh Prasetiyo

MAHASISWA SOSIOLOGI

Transformasi Ekonomi Lokal dan Menurunnya Aktivitas Jual Beli di Pasar Tingkat Lamongan

Diperbarui: 28 Juli 2025   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Tingkat Lamongan (Sumber: https: radarlamongan.jawapos.com)

Pendahuluan

Dulunya, lorong-lorong Pasar Tingkat Lamongan selalu penuh oleh hentakan langkah kaki, suara tawar-menawar pedagang, dan aroma khas dari kios yang menjual kebutuhan pokok harian. Pasar bukan hanya tempat belanja, tapi juga tempat orang bertukar cerita, menjalin relasi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Tetapi sekarang, suasana itu mulai memudar. Banyak lapak yang tutup, beberapa kios kosong tidak berpenghuni, dan hanya segelintir pedagang yang masih bertahan. Hal ini bukan sekadar perubahan fisik, tetapi tanda bahwa arah kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Lamongan tengah mengalami pergeseran.

Perubahan ini tidak terjadi begitu saja. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital dan kemudahan akses ke layanan daring membuat masyarakat beralih ke cara belanja yang lebih praktis dan cepat. Toko-toko online, marketplace, hingga minimarket yang tersebar hingga ke pelosok desa kini lebih sering menjadi pilihan utama. Menurut Fanida dan Darmawan (2022), perubahan perilaku konsumen yang makin terdigitalisasi telah mendorong pasar tradisional kehilangan daya saingnya, terutama di mata generasi muda yang tumbuh dengan budaya serba instan.

Pasar tingkat yang dulu menjadi pusat ekonomi masyarakat, kini harus berhadapan dengan kenyataan baru. Banyak pelaku usaha kecil yang mengandalkan pasar sebagai mata pencaharian utama kini mulai merasakan penurunan pendapatan. Aktivitas jual beli yang lemah membuat mereka kesulitan menutupi biaya operasional harian. Arofah dan Murti (2025) menyebutkan bahwa minimnya inovasi di sektor pengelolaan pasar, dan kurangnya dukungan promosi dari pemerintah, menjadi faktor utama mengapa pasar tradisional di Lamongan makin sepi pengunjung.

Di sisi lain, wajah kota dan desa juga ikut berubah. Dengan pasar tingkat yang dulunya berada di tengah kehidupan masyarakat, mulai tergeser oleh pembangunan kawasan komersial dan toko modern. Bahrudin dan Trilaksana (2024) menjelaskan bahwa perubahan penggunaan lahan di Lamongan lebih banyak difokuskan pada kawasan industri dan bisnis, dibanding penguatan ruang ekonomi masyarakat.

Meskipun yang paling disayangkan dari menurunnya aktivitas pasar Tingkat Lamongan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga hilangnya nilai sosial yang selama ini hidup di dalamnya. Dengan pasar yang membentuk hubungan antarwarga, membangun kepercayaan, dan menghidupkan semangat gotong royong. Firdaus (2019) menyebutkan bahwa pasar tradisional bukan hanya tempat transaksi, tetapi juga ruang sosial yang merekatkan masyarakat dalam satu kesatuan nilai.

Artikel ini mengajak pembaca mengetahui lebih dekat perubahan ekonomi lokal dan dampaknya terhadap menurunnya aktivitas jual beli di Pasar Tingkat Lamongan. Perubahan ini bukan hanya soal tempat yang makin sepi, tapi juga tentang pergeseran cara hidup masyarakat yang ikut berubah bersama arus modernisasi. Selain itu, pasar bukan sekadar ruang jual beli, tetapi juga ruang sosial yang menyimpan nilai kebersamaan, tradisi, dan ekonomi masyarakat. Ketika aktivitas pasar mulai meredup, yang hilang bukan hanya transaksi, tetapi juga kehidupan masyarakat kecil yang dulu menggantungkan harapan di pasar. Dengan demikian, perlu ada harapan untuk membangkitkan pasar tingkat, agar tetap sesuai di masa kini dan berpihak pada kebutuhan masyarakat lokal yang sesungguhnya.

Isi dan Pembahasan

A. Kenangan dan Peran Pasar Tingkat Lamongan

Pasar Tingkat Lamongan dulunya menjadi pusat kehidupan masyarakat Lamongan. Dengan tidak hanya sebagai tempat jual beli kebutuhan sehari-hari, pasar ini juga menjadi ruang pertemuan sosial di mana warga bertemu, saling menyapa, dan menjalin relasi antar sesama. Aktivitas ekonomi kecil, seperti pedagang sayur, penjual bumbu, hingga pengrajin lokal, semuanya berputar di sana dalam sistem yang hangat dan khas. Pasar tingkat menjadi gambaran nyata dari kehidupan masyarakat kecil yang bekerja keras dan saling bergantung satu sama lain. Suasananya tidak sekadar ramai, tapi juga hidup dipenuhi canda, tawa, dan kisah sehari-hari yang menyatu dalam interaksi sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline