Perkenalan saya pertama kali dengan 'Danau Sevan' adalah dalam percakapan singkat dengan supir taksi yang mengantarkan kami dari Bandara Zvarnot ke kawasan Republic Square di pusat kota Yerevan.
Dalam bahasa Rusia yang nyerocos supir taksi yang berusia lebih 50 tahun itu bercerita tentang tempat-tempat wisata di Armenia sambil menawarkan jasanya. Sevan More demikian dia berkata yang kalau diterjemahkan berati laut Sevan dibandingan danau. More sendiri memang berarti laut dalam bahasa Rusia.
Baru kemudian saya tau bahwa bagi orang Armenia, danau ini memang berfungsi sebagai laut. Maklum negri pecahan Soviet ini memang berstatus landlocked alias tidak memiliki akses ke laut.
Setelah mengagumi keindahan peninggalan masa lalu di Geghard Monastery, kendaraan yang dikemudikan Artyom pun meluncur di jalan raya M4 yang mulus di kawasan dataran tinggi di Propinsi Gegharkunik, di bagian timut negeri Armenia ini.
Setelah sekitar 90 menit kami pun tiba di tepian Danau Sevan dengan pantai-pantai yang indah. Namun tujuan pertama adalah menuju ke sebuah semenanjung dimana terdapat sebuah gereja tua yang disebut Sevanavank. Vank sendiri berati gereja dalam bahasa Armenia.
Kendaraan di parkir tidak jauh dari pantai sementara Sevanavank sendiri terletak di atas bukit yang lumayan tinggi. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan dulu di pantai di tepian Danau Sevan.
Salah satu andalan wisata di danau Sevan adalah berlayar keliling danau dengan perahu motor. Di sebuah dermaga kecil, tampak berderet beberapa perahu motor dengan berbagai ukuran. Tampak juga rombongan wisatawan yang sedang bersiap-siap naik ke kapal untuk berlayar di air danau yang biru bagaikan laut.
Dari sini kita juga bisa melihat ke sekeliling danau, saking luasnya danau ini, memang lebih mirip laut sehingga tidak mengherankan kalau penduduk Armenia menamakan danau ini ‘Mutiara Armenia’