Lihat ke Halaman Asli

Syivaun Nadhiroh

IRT sekaligus Mahasiswi Magister Pendidikan Islam UIN MALIKI Malang

Hikmatut Tasyri' dari Film "The Physician" (Ibnu Sina)

Diperbarui: 27 Juli 2020   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

  • Deskripsi 

The Physician merupakan kisah yang menarik dengan kegigihan seorang pemuda Inggris Robert Cole (Rob) yang tak pernah berpangku tangan untuk mencari ilmu dengan menunggu takdir menjadi seorang tabib, begitu juga kisah yang fenomenal dengan dihadirkannya tokoh besar di bidang ilmu kedokteran, dialah Ibnu Sina yang berperan begitu adanya dengan buku The Canon Of Medicine yang menjadi panduan bagi para ilmuwan baik dari Barat maupun belahan Timur. Menjadi banyak digemari khalayak merupakan karakteristik film ini dengan settingan sejarah abad 11, ketika ilmu kedokteran di dunia Barat sangat tertinggal jauh dibandingkan di dunia Timur. Juga merupakan sebuah film yang diadopsi dari novel karya Noah Gordon.

Tidak ada ahli medis, bedah bahkan rumah sakit, yang ada hanya seorang Barber yang dikenal dengan "tukang cukur" pada waktu itu. Mereka hanya menangani kelaianan yang ada di bagian tubuh manusia. Begitu juga yang dilakukan Rob Cole saat itu yang menjadi tokoh utama dalam drama ini. Rob Cole adalah yatim piatu dari Inggris, yang ingin membantu menyembuhkan orang sakit disekitarnya, dengan landasan pengalaman pahit ibunya yang sakit akan tetapi tidak ada yang bisa menanganinya hingga meninggal dunia. 

Dengan tekad yang membelenggu untuk merantau ke sebuah kota tempat peradaban ilmu kedoktean yang begitu maju, Isfahan. Mengetahui bahwa seorang Kristen tidak diperbolehkan belajar di Isfahan, maka ia menyamar sebagai Yahudi untuk memperbesar kesempatannya belajar dari Avicenna di Persia. Ya, sekitar periode 1100-an ilmu kedokteran berkembang lebih dahulu serta lebih testruktur dari wilayah Eropa Timur sebagai bagian dari kerajaan Persia dan dimotori oleh komunitas muslim. 

Salah satu tokoh ternamanya adalah Ibnu Sina (Avicenna) dengan buku Canon of Medicine-nya yang merevolusi bagaimana proses pembelajaran kedokteran. Avicenna juga mengajarkan filsafat yang banyak dirujuk oleh etika kedokteran serta konsep-konsep bioetik modern. Terbukti pada novelnya diceritakan Rob J Cole setelah menjadi dokter kemudian kembali ke London, menjadi seorang yang jauh lebih empatik dan rendah hati. Utamanya menyadari bahwa kemampuan untuk "menyembuhkan" yang sakit hanyalah titipan dari Tuhan.

Perjalanan yang indah itu telah menuntunnya untuk bertemu dengan wanita Yahudi yang berparas cantik, dia Rebecca. Melewati gurun yang begitu tenang dengan keadaan unta yang berjalan beriringan menjadikan suatu peristiwa yang menyayat ketika tiba sebuah semburan badai pasir yang begitu hebat, sehingga perjalanan mereka menjadi terpisah satu sama lain, termasuk Rob dan Rebecca. Waktu itu orang kristen jika berjalan atau bergabung dengan orang Yahudi adalah sebagai hal yang tabu, sehingga menjadikan Rob melakukan sirkumsis (sunat) untuk supaya diterima oleh mereka.

Sesampainya dia di Isfahan Persia sebuah kota yang megah dan berdiri kokoh di hamparan pasir. Kerajaan ini dikepalai oleh Shah Ala Ad-Daula yang pemberani, gagah, petarung buas di medan perang, otoriter tehadap kedudukannya namun amat menghargai toleransi kebebasan beragama, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan seni. 

Sikap yang otoriter itulah menjadikan Bani Seljuk menganggap Shah terlalu libeal. Bani Seljuk ini merupakan sekelompok manusia yang hidup nomaden dan liar dipadang gurun yang bersekutu dengan para mullah "yang kaku" dalam memahami agama sehingg memerangi Shah dengan keliberalannya. Mereka mengirimkan seseorang yang menderita penyakit Black Death (Pes:Kutu-kutu Tikus) ke Isfahan, agar masyarakat di Isfahan meninggalkan Persia begitu juga Shah.

Di saat tersebarnya penyakit itu menjadikan madrasah Ibnu Sina berperan aktif dalam pengobatan tersebut. Mereka menggunakan madrash mereka menjadi tempat pengobatan, begitu kepecayaan yang Ibnu Sina berikan kepada Rob. Sehingga menjadikannya seorang tabib yang memberikan kontribusi besar terhadap teman dan pengembangan ilmu kedokteran pada waktu itu. 

Menjelang akan selesainya penyakit tersebut, ada seorang yang sakit atas pelayanan Rob, dia ingin tubuhnya di berikan kepada burung-burung untuk memakan dagingnya, dengan seperti itu Rob menjadikannya untuk kesempatan mempelajari anggota tubuh beserta perangkat di dalamnya. Yang itu menjadi konflik bagi Rob dan Ibnu Sina dihadapan kaum mullah, yang tidak diperbolehkan untuk membelah manusia. Akan tetapi pengadilan yang berlangsung, tidak menjadikan keduanya berputus asa, melainkan saling memberi dan membenarkan dengan diskusi mengenai pengetahuan Rob dari pembelahan ogan tubuh tersebut.

Setelah menjadi tersangka dalam pembelahan manusia tersebut, dari kerajaan Shah memanggil mereka untuk mennyembuhkan raja yang telah sakit, untuk mempersiapkan dirinya berperang dengan bani Seljuk. Usai dari pengobatan tersebut raja dan pasukannya melawan seluruh bala tentara dari Bani Seljuk yang telah menyerang. Takdir tetaplah takdir yang menjadikan Shah beserta pasukannya telah terkalahkan oleh Bani Seljuk. Rob beserta para yahudi lainnya meneruskan perjalan kembali untuk merealisasikan impianya, menyembuhkan orang lain dan membangun rumah sakit besar yang sangat terkenal saat itu. Sedangkan Ibnu Sina berdiam di madrasahnya, dengan meminum racun untuk perlahan akan meninggalkan dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline