Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Ajaran Bersyukur Tanpa Henti di Taman Bacaan

Diperbarui: 17 Januari 2022   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Selain ikhlas dan sabar, taman bacaan adalah tempatnya "bersyukur tiada henti". Karena syukur, adalah akhlak yang sering dilupakan banyak orang. Lupa syukur jadi banyak mengeluh. Lalu mentalitasnya seperti "korban", jadi berpikir negatif kepada siapapun, soal apapun. Sudahkah kita bersyukur hari ini dalam perbuatan nyata, bukan omongan?

Setiap hari. Banyak orang pengen ditambah rezeki, disehatkan badan. Tapi sayang, ikhtiarnya biasa-biasa saja, perbuatan baiknya pun sedikit plus sering lupa syukur. Terus mau dari mana karunia Allah SWT akan ditambahkan? Banyak yang lupa, rumusnya sederhana. Syukuri apa yang ada dan ikhtiar yang baik, maka semua akan digampangkan. Istilahnya, "Senangkan Allah SWT bila mau disenangkan-Nya".

Bersyukur tiada henti. Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka pun terus bersyukur dan bersyukur tiada henti. Hampir tiap Minggu selalu ada saja "tamu" yang datang ke TBM untuk aksi sosial atau CSR event. Anak-anak TBM pun bisa interaksi dengan para tamu, di samping dapat souvenir atau hadiah. Donasi buku tiap Minggu selalu ada yang mengirimkan, selalu saja ada orang-orang baik di taman bacaan.

 

Bahkan dalam waktu dekat, TBM Lentera Pustaka pun akan dibangunkan "area baca lantai 2 alias rooftop TBM" oleh Bank Sinarmas selaku sponsor CSR korporasi. Ditambah hibah "Motor Baca Keliling" dari PertaLife Insurance (d/h AJ Tugu Mandiri) selaku sponsor CSR korporasi pula. Relawan yang membantu pun banyak, dan datangnya dari daerah lain. Relawan yag berkiprah secara ikhlas dan sabar. Maka benar adanya, nikmat Tuhan mana lagi yang Kamu dustakan?

Maaf ya bukan riya'. Tapi sebagai wujud syukur, TBM Lentera Pustaka hanya berbuat dan menebar kebaikan, dengan segala bentuknya. Ada jajanan gratis setiap bulan, saat itu anak-anak senang, ibu-ibu yang antar anaknya pun ikutan antre dan pedagang pun jadi laku jualannya. Ibu-ibubuta aksara yang belajar seusai belajar pun diberi hadiah sebagai penyemangat memberantas buka aksara. Taman bacaan kian gampang akibat isinya perbuatan baik. Jadi, syukur itu perbuatan, bukan omongan.

 

Apa cukup sampai di situ? Belum. Di TBM Lentera Pustaka pun saat ini ada 14 anak yatim binaan yang disantuni setiap bulan dan 4 diantaranya di-beasiswai. Ada pula 8 jompo binaan yang disantuni tiap bulan, di samping ada 3 anak difabel yang diperlakukan dengan baik dan bisa aktualisasi diri. Kelas prasekolah terus berjalan dan Koperasi Lentera pun telah menebar manfaat terhadap ekonomi rumah tangga anggotanya. Alhamdulilah, bersyukur tiada henti itu memang harus nyata.

Jangan lupa bersyukur. Apapun keadaannya. Karena sulit bagi kita, bagi manusia bukan berarti sulit bagi Allah SWT. Allah bisa berbuat apa saja pada manusia. Masalahnya sederhana, kita dikehendaki Allah SWT atau tidak? Nah bila mau dikehendaki, maka senangkan Allah SWT setiap saat. Sholat, berbuat baik, berpikir positif, dan bantu orang lain sesuai kemampuan. Bila sudah, maka tetaplah ikhlas, sabar dan bersyukur. Selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja untuk kita.

Percaya nggak? Sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Tapi ada syaratnya, asal mau ikhlas, sabar, dan syukur. Dan apapun yang terjadi, ikhtiar untuk diselesaikan bukan dibiarkan apalagi hanya berdiam diri. Teruslah berbuat baik dan bersyukurlah. Karena banyak orang "gagal" berbuat baik, bahkan gagak memelihara pikiran baiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline