Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Relawan TBM Lentera Pustaka Tegaskan Komitmen Berjuang di Taman Bacaan

Diperbarui: 18 Juni 2021   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu dan mengabdi untuk orang lain. Itulah spirit hidup seorang relawan di mana pun. Tidak terkecuali relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Relawan TBM, mereka itu orang-orang langka yang mau mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu aktivitas di taman bacaan.

Sangat salah pandangan banyak orang. Bila berpikiran relawan taman bacaan dianggap orang yang punya banyak waktu. Apalagi menganggap orang-orang yang tidak punya kerjaan. Bila Anda tidak punya waktu, relawan pun tidak punya waktu. 

Tapi relawan taman bacaan masih mau menyediakan waktunya untuk berkiprah di taman bacaan. Karena itu, saya justru menganggap "relawan taman bacaan justru punya hati". Hati untuk pengabdian sosial, untuk kemanusiaan. Dan orang-orang berjiwa relawan itu memang tidak banyak alias langka.

Seperti di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya ada 10 relawan yang bergabung; 6 cewek dan 4 cowok. Mereka rata-rata berada di umur 16-28 tahun. Ada Ayi, Susi, Gina, Salwa, Dilla, Zia, Ilham, Misbach, Ridwan, dan Gandi. 

Semua relawan dalam komando saya untuk mejalankan program dan aktivitas di TBM Lentera Pustaka, seperti 1) melayani kegiatan baca Taman BAcaan (TABA) 170 anak-anak usia sekolah dari 3 desa, 2) mengajar 9 ibu-ibu warga belajar Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 3) mengajar calistung 14 anak-anak KElas PRAsekolah (KEPRA), 4) melayani koperasi simpan pinjam Lentera yang diikuti 16 ibu-ibu, dan 5) meng-administrasikan donasi buku, baik yang masuk maupun keluar. 

Semua yang dikerjakan relawan TBM Lentera Pustaka gratis dan tidak dibayar sepeser pun. Hebatnya lagi, 5 relawan TBM Lentera Pustaka bukanlah "warga lokal". Tapi ada yang dari Depok, Tenjolaya, dan Kota Batu yang sengaja datang seminggu sekali mengabdi di taman bacaan.

Sungguh , relawan memang orang-orang langka.

Dialah yang melakukan pengabdian sosial secara sukarela. Tanpa ada paksaan apalagi berharap mendapat imbalan. 

Selain punya hatiu, relawan punya kepedulian dan punya harapan untuk membantu kaum yang memang layak dibantu, termasuk anak-anak yang sedang berjuang untuk membaca akibat selama ini tidak punya akses bacaan. 

Termasuk ibu-ibu warga belajar buta huruf yang ingin bisa baca-tulis agar lebih bermartabat di mata anak-anaknya. Atau mengajari anak-anak kelas prasekolah secara gratis lagi tidak mudah. Itulah relawan, mungkin motivasinya hanya kebaikan dan kebaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline