Lihat ke Halaman Asli

Susanti Hara

Seorang pendidik yang suka berkreasi

Manifestasi Kebahagiaan pada Hari Raya Idulfitri

Diperbarui: 14 Juni 2018   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Dok. Susanti Hara

Banyak sekali yang beranggapan jika Hari Raya Idul Fitri merupakan puncak pelaksanaan ibadah puasa. Padahal sebenarnya, puasa tidak hanya ada di bulan Ramadan. Ada puasa Senin Kamis, ada puasa Nabi Daud AS yang pelaksanaannya sehari puasa dan sehari jeda, kemudian ada puasa Ayyamul Bidh, dan puasa lainnya.

Namun kebanyakan begitulah usai Ramadan, umat muslim menganggap 1 Syawal sebagai Hari Kemenangan. Sehingga pada hari tersebut umat muslim dari segala penjuru dunia mengumandangkan takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil.

Bukan hanya gema takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil saja yang bersahut-sahutan berkumandang dari masjid satu yang lainnya. Pada malam hari sebelumnya seringkali saya lihat adanya takbir keliling dan pawai yang seakan sudah membudaya. Bahkan bunyi petasan pun turut meramaikan suasana Idul Fitri.

Hal tersebut merupakan beberapa manifestasi atau perwujuduan perasaan kebahagiaan yang tiada terkira setelah melewati masa sebulan penuh bulan Ramadan dan segala keistimewaannnya, seperti: ibadah puasa dan sholat tarawih yang Allah Subhanahu Wa'ala janjikan pahala berlipat dan keberkahan dari segala aktivitas ibadah.

Gema takbir sejatinya menancap dalam hati kita sebagai pengakuan kebesaranNya disertai tasbih untuk senantiasa mensucikanNya, tahmid sebagai ungkapan rasa syukur atas segala kasih sayangNya yang tidak pernah pilih kasih kepada hambaNya, dan tahlil sejatinya memperkokoh keimanan sebagai pengakuan bahwa hanya Allah Subhanahu wata'ala satu-satunya Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

Dalam bahasa Jawa, Idul Fitri disebut juga lebaran yang mengandung arti lebat-lebur-luber-labur. Lebar yang dimaksud adalah kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan, lebur maksudnya dari dosa, luber maksudnya dari pahala, keberkahan, dan rahmat Allah Subhanahu Wata'ala. Dan labur maksudnya bersih bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa maka hatinya akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa.

Menilik dari hal tersebut, maka seringkali sebelum lebaran tiba, jelang akhir Ramadan banyak sekali orang Jawa yang membersihkan atau mempercantik rumahnya sebagai simbol kebersihan lahir dan batin.

Pada Hari Kemenangan 1 Syawal, umat muslim di mana pun akan melaksanakan sholat Idul Fitri pada pagi hari yang disusul kemudian dengan tradisi saling berkunjung. 

Uniknya, tradisi saling mengunjungi ini tidak hanya antar tetangga yang berdekatan saja, bahkan mereka yang jaraknya jauh pun akan mengunjungi saudaranya yang lebih tua. Dan untuk mereka yang merantau, mereka akan pulang kampung yang kita kenal dengan mudik.

Manifestasi kebahagiaan pada Hari Raya Idul Fitri bukan hanya saling mengunjungi semata, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu, bermaaf-maafan. Meskipun sebenarnya bermaaf-maafan bukan hanya pada Hari Raya Idul Fitri saja, tetapi umat muslim di Indonesia seakan mengkhususkan hari tersebut sebagai momen besar untuk saling memaafkan.

Pada Hari Raya Idul Fitri, seluruh umat muslim di Indonesia bisa berkumpul, bergembira, dan mengobrol bersama keluarga besar karena adanya momen libur nasional. Sehingga waktu berkumpul bisa lebih lama dari biasanya. Bahkan, biasanya dari obrolan lahirlah kesepakatan untuk berwisata. Hal yang hampir sangat sulit terlaksana pada hari biasa dimana setiap orang mempunyai kesibukan masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline