Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Satu Hari Menulis Lima Artikel di "Kompasiana", Apakah Bisa?

Diperbarui: 1 Juni 2023   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menu makan siang hari (dokpri)

Satu Hari Menulis Lima Artikel di Kompasiana, Apakah Bisa?

Ketentuan dalam blog Kompasiana  memungkinkan seorang Kompasianer (penulis di blog Kompasiana) menulis lebih dari satu artikel dalam satu hari. Rentang waktu paling cepat satu jam. Artinya setiap satu jam sekali, Kompasianer baru boleh menayangkan artikelnya. Setelah satu artikel ditayangkan, artikel berikutnya baru bisa tayang enam puluh menit kemudian. Jika kurang dari satu jam, pasti akan muncul peringatan.

Pada hari Kamis (1/6/23) pagi, saya menayangkan pantun yang sudah saya buat konsepnya. Artinya, pantun itu sudah ada dalam laptop. Saya tinggal menayangkan di blog Kompasiana. Dalam tampilan di blog, pantun itu tayang pada pukul 04.51 WIB.

pantun-sayur-brokoli 

Aktivitas pada hari libur nasional berjalan seperti biasa. Istri tercinta meminita diantarkan ke pasar induk Penajam. Tugas saya hanya mengantarkan. Urusan pulang, ada tukang ojek yang siap memboncengkan pulang ke rumah. istilahnya, berbagi rezeki.

Pulang dari mengantarkan istri ke pasar, saya tidak langsung masuk rumah. Ada tugas berikutnya, yaitu membeli air minum isi ulang. Untung masih pagi, tidak ada antrean di tempat penjual air minum isi ulang.

burjo ketan hitam kacang merah (dokpri)

Setelah itu, saya menikmati satu porsi burjo (bubur kacang ijo) yang saya beli di pasar induk Penajam. Sebelum pulang dari mengantarkan istri, saya mampir beli burjo langganan.

Mangga "gincu" (dokpri)

Menikmati satu mangkok burjo, saya belum merasa kenyang. Saya lihat ada satu buah mangga di atas meja. Mangga yang diambil dari pohon depan rumah itu sangat menggoda warnanya. Warna kulit luar sama dengan warna buah di dalamnya, yaitu oranye. Mangga yang cukup menggoda itu segera saya kupas.  

Mangga siap disantap (dokpri)

Meskipun mangga itu hanya sedikit daging buahnya, saya tidak sanggup menghabiskan semua. Hanya rasa penasaran yang membuat saya ingin mengupas dan menyantap mangga tersebut.

Menulis Lagi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline