Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Ketika Hujan Tidak Turun

Diperbarui: 25 September 2022   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Ketika Hujan Tidak Turun

Cuaca cerah pada hari Ahad tanggal dua puluh lima September 2022. Saya sudah merancang beberapa agenda untuk memanfaatkan hari libur ini. Setelah urusan "dalam negeri" selesai, yaitu mencuci pakaian yang tidak seberapa banyak, segera saya berangkat menuju tempat penjual air minum isi ulang.

Pada saat tiba di tempat penjual air minum isi ulang, saya melihat ada papan iklan kaveling tepat di seberang jalan. Papan iklan itu jelas menawarkan hanya tiga kaveling di lokasi belakang tulisan iklan itu. Rizal, sambil melayani pembeli mengatakan bahwa harga per meter kaveling itu satu juta rupiah. Luas satu kaveling ada yang 150 meter persegi (7,5 X 20). Ada dua kaveling yang berukuran 150 meter persegi. Ukuran paling luas 385 meter persegi (11 x 35) hanya satu kaveling.

Dokpri

Harga tanah di Kabupaten Penajam Paser Utara melinjak sejak wilayah Kecamatan Sepaku ditetapkan sebagai IKN (Ibu Kota Negara).

Hanya satu galon saya beli air minum isi ulang. Setelah menyerahkan uang satu lembar lima ribuan, saya pun meninggalkan tempat itu. Sepeda motor langsung menuju samping pintu dapur. Hal itu untuk memudahkan pemindahan galon yang sudah berisi air minum isi ulang itu.

Dokpri

Sepeda motor segera saya pindahkan ke depan pintu pagar rumah. Tiga kantong plastik (kresek) berisi sampah dengan tiga warna itu sudah siap untuk dibuang. Saya perlu mengartur posisi ketiga kresej itu agar enak dibawa. Pengaturan posisi cukup penting agar tidak mengganggu kemudi (stang).

Dokpri

Tempat pembuangan sementara berlokasi di belakang terminal Penajam. Untuk mencapai terminal, saya harus melewati kantor inspektorat kabupaten, beberapa toko, warung makan, kantor pegadaian Penajam, dan kantor BPJS.

Dokpri

Saya harus berjalan kaki beberapa meter setelah tiba di belakang terminal Penajam. Ada parit yang menghalangi sehingga saya harus membawa ketiga kantong sampah itu ke tempat pembuangan sementara.

Dokpri

Sepeda motor saya lajukan ke arah bawah, yaitu arah mendekati pelabuhan. Namun, saya tidak ma uke pelabuhan. Agenda berikutnya, saya menuju pasar lama. Di sana ada tempat pangkas rambut. 

Nama tempat pangkas rambut itu "Salon Mawar". Meskipun nama tempatnya salon, biaya atau ongkos pangkas rambut termasuk sedang, yaitu dua puluh lima ribu rupiah.

Ketika saya masuk ke dalam ruang pangkas rambut, terlihat masih ada satu orang yang sedang dipangkas rambutnya. Saya pun harus rela menunggu sambil menyaksikan siaran televisi. Informasi yang sedang ditayangkan tentang pengusaha kain tenun tradisional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline