Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Aksi Brutal dan Mengurai Masalah dalam Liga 1

Diperbarui: 31 Mei 2019   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Indosport

Kendati Liga 1 baru memasuki pekan ketiga, namun berbagai drama telah terjadi. Meskipun perhelatan laga terus menghadirkan sensasi tersendiri, sebab sepakbola yang sedang menuju industri, di dalamnya selalu hadir penonton yang tidak lagi terbatas umur dan gender.

Mulai dari bayi, anak kecil, orang dewasa, laki-perempuan, miskin atau kaya, semua kini terlibat menjadi suporter setia tim kesayangannya tidak peduli statusnya partai kandang atau tandang.

Sorotan kamera televisi yang menyiarkan laga secara langsung juga semakin menambah fakta, bahwa sepakbola nasional memang terus berkembang.

Sayang, baru pekan ketiga saja, persoalan klasik sepakbola nasional terus bergulir. Apalagi kalau bukan drama rusuh suporter, kinerja wasit yang memble, hingga aksi pemain di lapangan yang tak mendidik dan brutal yang menyebabkan  Komisi Disiplin PSSI memiliki pekerjaan tetap menimbun pundi-pundi uang dari hasil sanksi kepada para pelanggar yang dihukum.

VAR batal

Andai saja Liga 1 sejak awal sudah menggunakan Video Assistant Referee (VAR), yakin segala drama laga di lapangan yang menimbulkan polemik dapat diminimalisir. Segala kontroversi dapat diperkuat oleh fakta dan data dari keberadaan VAR.

Sayang, PSSI akhirnya membatalkan penggunaan VAR untuk sementara, karena biaya pengadaan peralatan VAR mencapai 7 miliar. Bila VAR mau diadakan, apakah akan ditanggung oleh PSSI atau PT LIB, atau Klub?

Tribun tidak single seat

Persoalan klasik lain yang sangat rentan menimbulkan perkara adalah tribun penonton. Sangat ironis, Liga 1 yang begitu kuat atmosfirnya dalam menyedot perhatian suporter ke stadion, regulasi tribun dan bangku penonton terkesan diabaikan oleh PSSI, PT LIB, dan oleh Klub sendiri.

Padahal, seandainya seluruh tribun penonton di seluruh Stadion tim Liga 1 menggunakan bangku seragam single seat, maka betapa indahnya sepakbola Indinesia.

Namun, meski kini Liga 1 telah bergulir, bahkan tim-tim yang jor-joran merekut pemainpun tetap berhome base di Stadion yang menggunakan tribun penonton beton. Dapat dihitung, Klub Liga 1 yang menggunakan Stadion sebagai home basenya bertribun bangku single seat seluruhnya, seperti Stadion GBK, Pakan Sari, Patriot, dan Wibawa Mukti, Gelora Bung Tomo, dan Gelora Bandung Lautan Api/Si Jalak Harupat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline