Sementara Stadion lain masih banyak yang dengan bangku single seat hanya di trubun utama.
Mengapa PSSI dan PT LIB membiarkan Klub tetap berhome base di Stadion yang tribunenya penontonnya lebih banyak beton?
Andai laga Pembuka Liga 1 dilakukan di Stadion yang bertribun seluruhnya menggunakan single seat, bisa jadi PSSI Sleman dan Arema FC tidak akan terkena denda karena rusuh suporter karena sangat leluasa bergerak di tribun beton.
Memang biaya bangku single seat mahal, namun bila diadakan akan setimpal dengan kelas Liga 1 yang mengilap.
Dengan banyaknya Stadion bertribun terbuka, di satu sisi sangat rentan terjadinya gesekan antar suporter, lalu suporter yang mendukung tim kesayanganya juga dapat melalukan manuver sebebasnya, dengan terus bergerak di atas tribun, yang akibatnya bisa sangat membahayakan. Tribun bisa roboh.
Di sisi lain, adanya tribun penonton terbuka seperti kelas festival dalam acara musik, maka panitia dapat meraup untung sebanyak-banyaknya, karena kapasitas tribun tidak lagi terbatas. Panitia untung, tapi tak terbatasnya penonton yang over kapasitas, juga langsung mengintai bahaya tribun runtuh dan gesekan suporter.
Aksi brutal dan tak mendidik
Selain persoalan klasik tersebut, kini yang sangat memprihatinkan adalah aksi-aksi pemain yang tidak mendidik.
Terbaru, gelandang Persebaya Surabaya, Elisa Basna dalam pertandingan menghadapi PSIS Semarang, Kamis (30/05/19) kemarin malam melakukan aksi brutal yang ternyata dapat mengakibatkan pemain lain meninggal.
Insiden mengerikan ini terjadi antara gelandang Persebaya Surabaya, Elisa Basna, dan pemain PSIS Semarang, Fredyan Wahyu. Keduanya terlibat adu fisik yang cukup mengerikan di menit-menit akhir pertandingan.
Kejadian berawal saat Elisa Basna mencoba mengejar bola di sisi kiri lapangan penyerangan Persebaya Surabaya. Elisa Basna yang sudah berlari kencang, tiba-tiba terhadang oleh tekelan bersih Fredyan Wahyu.
Namun, sesaat setelah Fredyan Wahyu berhasil membuang bola, Elisa Basna tiba-tiba melakukan aksi tak terduga. Elisa Basna nampak dengan brutal menginjak bagian perut dari Fredyan Wahyu.