Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Aksi Brutal dan Mengurai Masalah dalam Liga 1

31 Mei 2019   20:26 Diperbarui: 31 Mei 2019   20:54 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara Stadion lain masih banyak yang dengan bangku single seat hanya di trubun utama.

Mengapa PSSI dan PT LIB membiarkan Klub tetap berhome base di Stadion yang tribunenya penontonnya lebih banyak beton?

Andai laga Pembuka Liga 1 dilakukan di Stadion yang bertribun seluruhnya menggunakan single seat, bisa jadi PSSI Sleman dan Arema FC tidak akan terkena denda karena rusuh suporter karena sangat leluasa bergerak di tribun beton.

Memang biaya bangku single seat mahal, namun bila diadakan akan setimpal dengan kelas Liga 1 yang mengilap.

Dengan banyaknya Stadion bertribun terbuka, di satu sisi sangat rentan terjadinya gesekan antar suporter, lalu suporter yang mendukung tim kesayanganya juga dapat melalukan manuver sebebasnya, dengan terus bergerak di atas tribun, yang akibatnya bisa sangat membahayakan. Tribun bisa roboh.

Di sisi lain, adanya tribun penonton terbuka seperti kelas festival dalam acara musik, maka panitia dapat meraup untung sebanyak-banyaknya, karena kapasitas tribun tidak lagi terbatas. Panitia untung, tapi tak terbatasnya penonton yang over kapasitas, juga langsung mengintai bahaya tribun runtuh dan gesekan suporter.

Aksi brutal dan tak mendidik

Selain persoalan klasik tersebut, kini yang sangat memprihatinkan adalah aksi-aksi pemain yang tidak mendidik.

Terbaru, gelandang Persebaya Surabaya, Elisa Basna dalam pertandingan menghadapi PSIS Semarang, Kamis (30/05/19) kemarin malam melakukan aksi brutal yang ternyata dapat mengakibatkan pemain lain meninggal.

Insiden mengerikan ini terjadi antara gelandang Persebaya Surabaya, Elisa Basna, dan pemain PSIS Semarang, Fredyan Wahyu. Keduanya terlibat adu fisik yang cukup mengerikan di menit-menit akhir pertandingan.

Kejadian berawal saat Elisa Basna mencoba mengejar bola di sisi kiri lapangan penyerangan Persebaya Surabaya. Elisa Basna yang sudah berlari kencang, tiba-tiba terhadang oleh tekelan bersih Fredyan Wahyu.
Namun, sesaat setelah Fredyan Wahyu berhasil membuang bola, Elisa Basna tiba-tiba melakukan aksi tak terduga. Elisa Basna nampak dengan brutal menginjak bagian perut dari Fredyan Wahyu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun