Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Musim Hujan yang Tertunda

Diperbarui: 22 November 2023   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Cathy Quinn Art

Musim hujan yang tertunda, bunga-bunga menunggu kelembutan air. Namun langit masih membisu, dalam diamnya, rindu terus tumbuh.

Embun malu-malu menghiasi dedaunan, seperti air mata yang tak jua turun. Rindang pepohonan menanti panggilan, guruh di kejauhan, bisikkan janji yang tertunda.

Angin membawa aroma tanah basah, menyapa daun-daun yang gelisah. Mengapa hujan masih enggan datang, padahal bumi ini haus akan sentuhannya.

Langit biru berubah kelabu, awan mendung menutup harapan. Tetapi di setiap tetes embun, ada pesona yang tak tergantikan.

Musim hujan yang tertunda, seakan puisi yang terlupakan. Dalam setiap tetes air yang jatuh, ada cerita tentang kehidupan yang terus berputar.

Bumi menanti dengan sabar, rindunya yang tertunda terpatri dalam tanah. Dan ketika hujan akhirnya tiba, semua kerinduan akan bertemu dalam pelukan.

Oh, musim hujan yang tertunda, janganlah lama engkau merajut kabut. Biarlah air menjadi pena, menulis kisah cinta antara langit dan bumi.

***

Solo, Rabu, 22 November 2023. 2:34 pm
Suko Waspodo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline