Lihat ke Halaman Asli

Suka Ngeblog

TERVERIFIKASI

Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Ahok dan Dilema Captain America

Diperbarui: 20 Juni 2016   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

STEVE Rogers dan Bucky Barnes sahabat lama. Jauh sebelum mereka memutuskan untuk mendaftar menjadi tentara, mereka sudah berteman. Mereka akhirnya diterima menjadi tentara AS. Steve dijadikan kelinci percobaan sebuah serum ajaib. Serum itu berhasil. Steve yang awalnya bertubuh kurus kering berubah berotot dan menjadi manusia super. Dia dijuluki Captain America.

Bucky kemudian menjadi anggota Howling Commandos, kelompok elit pimpinan Captain America yang berperang melawan HYDRA, divisi sains milik Nazi. Pada suatu pertempuran, Bucky terlempar di jurang dan disangka tewas. Nasib Steve aka Cap masih lebih baik. Dalam suatu insiden, dia membeku di es selama 70 tahun.

Begitu sadar, Steve sudah hidup di era modern. Dia bekerjasama dengan SHIELD melawan kejahatan. Dia kemudian berkenalan dengan sesama manusia super, terutama Tony Stark alias Iron Man. Dulu, di era Perang Dunia II, Steve berteman akrab dengan Howard, ayah Tony.

Sekalipun terkadang berbeda pendapat, antara Steve dan Tony terjalin rasa persahabatan. Keduanya saling menghargai dan saling memahami.

Hingga suatu saat, Steve mengetahui kalau rekan lamanya, Bucky masih hidup, dan dikenal komunitas intelejen sebagai Winter Soldier, pembunuh bayaran kelas satu yang mengabdi kepada HYDRA yang diam-diam menyusup ke SHIELD.

HYDRA berhasil dihancurkan, sama halnya dengan SHIELD. Bucky yang sempat menghilang, belakangan menjadi tersangka pengeboman PBB. Bucky diburu aparat keamanan, termasuk Iron Man yang dibantu sejumlah superheroseperti Black Widow, Vision, Black Panther bahkan Spiderman. Sementara Steve yang yakin Bucky tidak bersalah, dan melakukan kejahatan karena pikirannya dicuci otak oleh HYDRA, berusaha membela. Cap dibantu Falcon, Hawkeye, Scarlet Witch dan Ant Man.

Di Siberia, Iron Man berhadapan dengan Cap dan Bucky. Kemarahan iron Man memuncak setelah tahu kalau kedua orang tuanya dibunuh Bucky. Cap mati-matian membela.

"Sorry, Tony. You know I wouldn't do this if I had any other choice. But he's my friend," begitu ujar Steve.

Dengan getir Tony menjawab, “So was I”.

Kedua pahlawan super yang awalnya bersahabat akhirnya bertarung mati-matian. Steve membela Bucky, teman lama yang tak bersalah. Dan melupakan Tony, teman yang ditemuinya di era modern.

Dilema Ahok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline