Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok dan Dilema Captain America

20 Juni 2016   17:51 Diperbarui: 20 Juni 2016   18:14 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dunia nyata, di sebuah Negara bernama Indonesia, dilemma yang sama menimpa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setelah menjad Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang melaju menjadi RI 1,  Ahok mendapat batu sandungan ketika berniat kembali memimpin Jakarta untuk periode kedua. Sejumlah partai menolak mencalonkan Ahok.

Guna menjaga jangan sampai Jakarta kehilangan pemimpin yang berkarakter, lurus dan terbukti bisa mengubah ibu kota menjadi lebih baik, sejumlah relawan yang kemudian menyebut diri sebagai Teman Ahok berinisiatif mencari alternatif, dengan mengumpulkan KTP sebagai wahana untuk menjadi kandidat gubernur melalui jalur independen.

Awalnya, aksi relawan ini ditanggapi sinis. Bahkan ada politisi yang mengatakan berani terjun dari Monas jika Teman Ahok berhasil mengumpulkan sejuta KTP. Dan ketika akhirnya 1 juta KTP tercapai, sang politisi berkilah dan menganggap hal itu klaim sepihak.

Partai lain, bahkan menyebut aksi Ahok dan teman Ahok sebagai deparpolitisasi.  Ada partai tertentu yang berusaha mendatangkan jagoan dari daerah untuk menantang Ahok, sekalipun jagoan daerah itu enggan. Sejumlah parpol bahu-membahu memperketat dan mempersempit jalan masuk calon perseorangan menuju pilkada.

Untunglah, tak semua partai anti Ahok. Ada Hanura dan Nasdem yang sejak awal menyatakan dukungan tanpa syarat. Dukungan Hanura dan Nasdem hanya dianggap sebelah mata karena perolehan kursi kedua partai ini sangat minim. Konstelasi politik berubah setelah Golkar mengisyaratkan dukungannya kepada Ahok. Dengan adanya Golkar, maka perolehan kursi parpol pendukung Ahok sudah mencukupi, jika Ahok memilih jalur parpol.

Dan di situlah letak dilemma Ahok. Di satu sisi, KTP yang dikumpulkan Teman Ahok sudah mencapai satu juta, jauh lebih dari cukup untuk syarat perseorangan. Memang, KTP itu masih harus diverifikasi. Namun kalau toh separuh dari KTP itu dinyatakan hangus (sesuatu yang rasanya sukar terjadi), Ahok masih bisa maju.

Di sisi lain, ada parpol yang menyatakan dukungan, dan dukungan itu tanpa syarat.

Bagi Ahok yang memang besar sebagai politisi, parpol itu ibarat teman lama. Dan Teman Ahok merupakan teman baru. Jadi, apakah Ahok akan mengikuti jejak Captain America yang memilih teman lama ketimbang teman baru?

Bisa kompromi?

Pada kisah Captain America, belakangan terbongkar kalau ada pihak ketiga yang berusaha membenturkan Cap dengan Iron Man. Pihak ketiga yang membuat skenario sehingga Bucky dituduh sebagai pembom PBB, padahal pelakunya orang lain. Pihak ketiga ini juga yang mengaktifkan kembali memory lama Bucky sehingga untuk sesaat dia kehilangan kendali dan menjadi jahat.

Sekalipun skenario jahat itu terbongkar, namun kerusakan sudah terlanjur terjadi. Para pahlawan super pendukung Cap menjadi buronan setelah sempat ditahan di penjara yang tak bisa ditembus dan akhirnya dibebaskan Cap. Cap dan Bucky bersembunyi di Wakanda. Avengers tersisa dua anggota, Iron Man dan Vision.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun