Lihat ke Halaman Asli

Siprianus Bruto

Memikirkan apa yang akan aku lakukan, dan melakukan apa yang telah aku pikirkan. Pencinta Sastra

Bayang Kekasih

Diperbarui: 20 Maret 2021   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: dopoedu.com

Menunggu hadirmu adalah perih yang getir

Di pertigaan jalan penuh amarah
Nyanyian caci maki berkumandang
Sendiri dalam penantian hening disetubuhi gelisah
Aku tertidur pada sakit yang ngeri

Kekasihku,,
Adakah wajahku dalam luka tubuhmu?
Adakah senyumku dalam benakmu?
Adakah kenang kita melekat pada mahkotaMu

Di bibir jalan itu
Aku menemukan senyumMu yang carut marut
Rinduku tercecer di celah-celah kerikil
Saat aku menatapmu pada cinta paling derita
Aku hancur bersama puisi yang ku genggam dalam kepal paling beku
Mencintaimu adalah derita penuh sukacita meski sebagian tubuhku hilang ditelan kebencian

Kekasihku,,
Hanya bayangmu yang rela melekat pada sapu tanganku
Inikah kado terindah untuk mengecupMu dalam ingat paling rindu?
Inikah caraMu mencintaiku dalam sunyi sebuah kehidupan?

Kekasihku,,,
Saat bayangMu memeluk sapu tanganku
Rinduku semakin mencambuk ragaku di seperempat malam
Adakah Kau mengingatku di taman Nirwana?
Sungguh,,, aku rindu tatapanmu lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline