Menunggu hadirmu adalah perih yang getir
Di pertigaan jalan penuh amarah
Nyanyian caci maki berkumandang
Sendiri dalam penantian hening disetubuhi gelisah
Aku tertidur pada sakit yang ngeri
Kekasihku,,
Adakah wajahku dalam luka tubuhmu?
Adakah senyumku dalam benakmu?
Adakah kenang kita melekat pada mahkotaMu
Di bibir jalan itu
Aku menemukan senyumMu yang carut marut
Rinduku tercecer di celah-celah kerikil
Saat aku menatapmu pada cinta paling derita
Aku hancur bersama puisi yang ku genggam dalam kepal paling beku
Mencintaimu adalah derita penuh sukacita meski sebagian tubuhku hilang ditelan kebencian
Kekasihku,,
Hanya bayangmu yang rela melekat pada sapu tanganku
Inikah kado terindah untuk mengecupMu dalam ingat paling rindu?
Inikah caraMu mencintaiku dalam sunyi sebuah kehidupan?
Kekasihku,,,
Saat bayangMu memeluk sapu tanganku
Rinduku semakin mencambuk ragaku di seperempat malam
Adakah Kau mengingatku di taman Nirwana?
Sungguh,,, aku rindu tatapanmu lagi.