Lihat ke Halaman Asli

Steven P

Bapa Angkasa, Ibu Pertiwi

Covid-19: Virus Refleksi NKRI

Diperbarui: 29 November 2021   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan kebiasaan dan gaya hidup dalam peradaban manusia modern menghadapi tantangan baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Kondisi darurat yang diterapkan oleh sebagian besar negara-negara di dunia merupakan suatu tindakan responsif yang dinilai meminta banyak pengorbanan dari segala aspek kehidupan (sosial-budaya, ekonomi, politik, hukum dan ilmu pengetahuan). 

Segala sesuatu yang banyak diabaikan dalam kehidupan masyarakat dari sisi kesehatan sederhana menjadi sebuah detail penting yang diangkat sebagai isu global dalam memenangkan "peperangan" dengan musuh yang tak kasat mata. 

Negara-negara dengan kekuatan ekonomi-politik-militer papan atas sekalipun dibuat kebingungan dengan situasi yang lebih dinamis dari ekosistem politik negara. Bahkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam politik global saat ini banyak dipengaruhi oleh situasi pandemi COVID-19. 

Beberapa contoh nyata yang terjadi di Indonesia dimana COVID-19 mampu menjadi alasan terbitnya berbagai dekrit dan keputusan penguasa demi menjaga stabilitas negara khususnya pada lini kesehatan dan ekonomi nasional.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia merupakan golongan negara berkembang yang sedang berusaha memanfaatkan momentum awal dari ledakan usia produktif yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 menurut Jimmy Ginting (2016). 

Segala persiapan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi saat ini merupakan suatu perencanaan yang ditujukan untuk menyalurkan setiap tenaga produktif yang menjadi bagian daripada Warga Negara Indonesia. 

Sayangnya momentum ini harus menghadapi ujian yang berat mengingat setiap fokus sumber daya yang dikelola oleh pemerintah diharuskan mempertimbangkan segala konsekuensi atas kesehatan masyarakat diikuti dengan perhitungan akan dampak ekonomi yang dihasilkan. 

Kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terjadi memaksa banyak perusahaan melakukan pemangkasan biaya operasional khususnya pada belanja tenaga kerja. Fenomena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang terjadi secara masif menjadi bahan kritik pemerintah yang dianggap gagal dalam mengatasi situasi pandemi COVID-19. 

 Pembangunan besar-besaran berskala nasional hanya berfokuskan pada infrastruktur yang bertujuan untuk memancing sebanyak-banyaknya investor demi menghadapi puncak ledakan usia produktif Indonesia. 

Kesalahan fatal pemerintah yang terlambat memahami pentingnya pembangunan yang berbasiskan dunia ilmu pengetahuan, kesehatan dan teknologi seakan menjadi jawaban mengapa Indonesia mengalami kesulitan dalam penanganan pandemi COVID-19.

Menurut organisasi kesehatan dunia, rasio yang ideal dalam perhitungan kapasitas tempat tidur rumah sakit 1:1000 penduduk yang berarti untuk 270 juta penduduk indonesia diperlukan 270 ribu tempat tidur. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline