Lihat ke Halaman Asli

Choirul Anwar

Mahasiswa

mengenal pembaharuan pemikiran tafsir kontemporer

Diperbarui: 12 April 2025   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengenal Pembaharuan Pemikiran Tafsir Kontemporer

Apa itu Tafsir Kontemporer?

Tafsir kontemporer adalah cara menafsirkan Al-Qur'an yang mempertimbangkan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, serta kondisi sosial dan budaya masa kini. Tujuannya adalah agar pesan-pesan Al-Qur'an tetap relevan, berdaya guna, dan memecahkan masalah nyata dalam kehidupan umat Islam modern.

Contoh: Ayat tentang keadilan bisa dikaji ulang untuk menjawab isu ketimpangan sosial, diskriminasi gender, atau pelanggaran hak asasi manusia.

Mengapa Perlu Pembaharuan Tafsir?

Al-Qur'an diturunkan di abad ke-7 di Jazirah Arab. Kondisi masyarakat saat itu sangat berbeda dari zaman sekarang. Jika kita hanya memakai cara lama dalam memahami ayat, bisa jadi maknanya tidak sesuai dengan kebutuhan zaman modern.

Karena itu, para pemikir Muslim melakukan pembaharuan agar tafsir Al-Qur'an bisa:

  • Menjawab tantangan zaman (sains, HAM, lingkungan, dll)
  • Menjadi sumber inspirasi kemajuan umat
  • Tidak dipahami secara kaku atau harfiah semata

Siapa Tokoh-Tokoh Tafsir Kontemporer?

Beberapa tokoh yang terkenal dalam pembaruan tafsir antara lain:

  • Muhammad Abduh -- Pelopor tafsir modern, ingin umat Islam berpikir rasional dan kontekstual.
  • Fazlur Rahman -- Menciptakan metode double movement: dari konteks masa lalu ke pesan moral universal, lalu diterapkan di masa kini.
  • Nashr Hamid Abu Zayd -- Menekankan bahwa Al-Qur'an adalah "produk budaya" dan harus dibaca secara kritis.
  • Amina Wadud -- Membaca Al-Qur'an dari perspektif perempuan.
  • Sayyid Qutb -- Memandang Al-Qur'an sebagai panduan hidup yang dinamis di tengah pergolakan politik.

Pendekatan dalam Tafsir Kontemporer

Ada banyak cara dalam tafsir kontemporer. Beberapa pendekatan penting:

  • Kontekstual: Menafsirkan ayat dengan mempertimbangkan situasi zaman sekarang.
  • Ilmiah: Mengaitkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan ilmu pengetahuan modern.
  • Sosiologis: Melihat ayat-ayat dalam konteks sosial dan perubahan masyarakat.
  • Hermeneutika: Pendekatan filosofis yang mendalam untuk memahami makna teks.
  • Emansipatoris: Tafsir untuk memperjuangkan keadilan dan melawan penindasan (misalnya tafsir feminis atau anti-kolonial).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline