Lihat ke Halaman Asli

Kemiskinan di Indonesia: Tantangan dan Upaya Penanggulangan

Diperbarui: 9 Oktober 2025   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kemiskinan adalah isu sosial dan ekonomi yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia hingga saat ini. Meskipun berbagai kemajuan telah diraih dalam sektor ekonomi nasional, kemiskinan masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan wilayah yang kurang berkembang. Dari perspektif ekonomi makro, kemiskinan tidak hanya mempengaruhi keadaan ekonomi negara, tetapi juga berdampak langsung bagi masa depan individu dan generasi yang akan datang. Banyak orang di Indonesia yang masih mengalami keterbatasan dalam akses pendidikan, peluang kerja, serta layanan kesehatan. Faktor-faktor ini menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi semakin meluas antara kelompok kaya dan miskin.

Salah satu alasan utama kemiskinan di Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan di kalangan masyarakat. Pendidikan memiliki peran krusial dalam menentukan kemampuan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan penghasilan yang cukup. Namun, banyak orang di daerah terpencil yang belum dapat menikmati pendidikan yang layak, baik karena masalah ekonomi, kurangnya fasilitas yang memadai, maupun sedikitnya guru yang berkualitas. Akibatnya, generasi muda yang berasal dari keluarga miskin seringkali sulit untuk keluar dari kemiskinan karena kurangnya keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Di sisi lain, perbedaan ekonomi yang signifikan antara kota dan desa menciptakan ketidakseimbangan dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

Selain pendidikan, kebijakan pemerintah yang tidak efektif juga sering menjadi penghambat dalam usaha untuk mengurangi kemiskinan. Walaupun berbagai program telah diimplementasikan, seperti bantuan sosial, subsidi, dan program pemberdayaan masyarakat, pelaksanaannya sering tidak tepat sasaran. Banyak bantuan yang tidak mencapai orang-orang yang benar-benar membutuhkan karena lemahnya sistem pendataan dan pengawasan. Selain itu, tantangan dalam manajemen sumber daya alam yang belum maksimal turut memperburuk kondisi kemiskinan, terutama di daerah yang kaya sumber daya tetapi penduduknya tetap hidup dalam kekurangan.

Kemiskinan juga sangat terkait dengan kesehatan masyarakat. Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan seringkali tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang baik akibat keterbatasan dana, jarak jauh ke fasilitas kesehatan, atau kurangnya tenaga medis di daerah mereka. Situasi ini menyebabkan banyak orang menderita penyakit tanpa perawatan yang layak, yang berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Akibatnya, mereka kehilangan pendapatan dan semakin terjerat dalam kemiskinan. Kondisi ini menciptakan siklus berbahaya: kemiskinan berakibat pada kesehatan yang buruk, sementara kesehatan yang buruk semakin memperburuk keadaan kemiskinan itu sendiri.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2024 diperkirakan tingkat kemiskinan di Indonesia berada di angka 9 hingga 10 persen. Angka ini jelas turun signifikan dibandingkan dengan masa awal reformasi pada akhir tahun 1990-an, ketika tingkat kemiskinan mencapai sekitar 24 persen. Penurunan ini menunjukkan adanya kemajuan yang cukup berarti dalam upaya pemerintah mengatasi kemiskinan. Namun, angka tersebut hanya memberikan gambaran umum dan tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan di lapangan. Di balik data tersebut, terdapat berbagai dinamika sosial yang kompleks, termasuk ketimpangan sosial, kerentanan ekonomi di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah, serta tantangan struktural yang membuat pengentasan kemiskinan sulit dilakukan secara menyeluruh.
Dalam praktiknya, jumlah orang miskin di beberapa wilayah cenderung meningkat setiap tahun. Salah satu alasan utama adalah kurangnya peluang kerja yang ada, terutama bagi individu yang tidak memiliki keahlian khusus. Banyak orang yang berakhir menganggur atau terpaksa bekerja di sektor informal dengan pendapatan yang sangat kecil dan tidak stabil. Selain itu, elemen budaya juga berperan. Masih ada segelintir orang yang terjebak dalam pola pikir menerima keadaan atau kurang bersemangat untuk berusaha memperbaiki hidup mereka. Di sisi lain, terdapat juga fenomena sosial di mana sebagian individu lebih mengutamakan status untuk terlihat hidup glamor, meskipun kenyataannya kemampuan ekonominya terbatas. Perilaku semacam ini justru memperburuk kondisi ekonomi keluarga dan menghambat usaha untuk keluar dari kemiskinan.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mengambil berbagai langkah nyata untuk menurunkan angka kemiskinan. Program-program seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) telah membantu menyediakan biaya pendidikan bagi pelajar dari latar belakang ekonomi lemah. Inisiatif ini diharapkan dapat memperluas akses pendidikan sehingga anak-anak dari keluarga yang miskin tetap bisa menempuh pendidikan dan memiliki peluang yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik. Selain itu, pemerintah juga melaksanakan berbagai program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untuk mengurangi beban hidup masyarakat dengan penghasilan rendah.

Namun, walaupun program-program itu memberikan efek positif, upaya untuk mengatasi kemiskinan tidak dapat hanya bergantung pada bantuan sementara. Bantuan sosial memang dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar, tetapi belum cukup untuk menciptakan kemandirian ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan, seperti peningkatan kualitas pendidikan dan program pelatihan keterampilan kerja, pemberdayaan ekonomi yang berbasis komunitas, serta penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan elemen masyarakat sipil juga menjadi penting untuk menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat diakses oleh semua orang.

Dengan upaya yang berkelanjutan, perencanaan yang tepat, serta pelaksanaan kebijakan yang sesuai, masalah kemiskinan di Indonesia bukanlah hal yang tidak mungkin untuk diatasi. Diperlukan kesadaran kolektif bahwa penanggulangan kemiskinan adalah tanggung jawab bukan hanya pemerintah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat. Dengan semangat kebersamaan, pemerataan pembangunan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, Indonesia dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih makmur dan berkeadilan sosial untuk seluruh warganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline