Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Burung

Diperbarui: 5 Oktober 2021   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Soetiyastoko


Katamu,
aku murid terbaikmu
hari ini lulus,
kau sebut
untuk turun gunung.
Tak ada lagi halaman buku
dan tetesan ilmu yang tersisa
untuk
kau ajarkan kepadaku.

Katamu,
aku mampu mengalahkanmu,
bagaimana aku bisa percaya
atas
kalimatmu
itu ?

Sekarang
coba tebaklah,
dibelakang punggungku,
tanganku memegang burung.
Pertanyaanku,
hidup atau matikah
burung yang kupegang ini ?

Muridku
Kau yang hebat
cerdik dan pandai
hampir tak ada
yang
bisa menandingimu.

Aku tak akan jawab pertanyaanmu
karena
bila kusebut burung itu hidup
kau akan matikan,
sekali cekik dilehernya
sedang
bila kusebut burung itu mati
maka
kau terbangkan.

Muridku,
bijaklah bersikap dan bertindak
karena itulah
buah kepatuhan dan ketaatan
pada
Penciptamu
serta saripati ilmu.

Itu sejatinya
Ijazah.

BPA, 8 Desember 2020
Ditulis ulang dari seorang rekan trainer yang kukagumi dan kuhormati.

Soetiyastoko




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline