PKKMB FISIP UPN "Veteran" Jakarta diselenggarakan pada 13-14 Agustus 2025 di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Acara yang menjadi pembuka kehidupan akademik dan sosial mahasiswa baru ini mengusung tema "Menjaga Warisan, Menciptakan Masa Depan". Dalam dua hari, kegiatan tersebut meliputi sidang senat, penyerahan mahasiswa baru, pengenalan struktur fakultas dan program studi, serta materi akademik dan sosial berupa sosialisasi organisasi, fasilitas, dan lain sebagainya. Ada pemateri yang bernama Fasha Luth, ia mengangkat tema "Merawat Demokrasi di Era Digital" dan Okky Madasari lewat materi "Turning Stories Into Courage". Penutupan PKKMB FISIP adalah konser DJ Maill. Di PKKMB FISIP ada juga talkshow, diskusi interaktif, pengenalan ORMAWA dan KSM, yel-yel kelompok dan ice breaking, game, dan hiburan lainnya.
Saya mengalami berbagai hal menyenangkan saat PKKMB. Saya dapat berkenalan dengan banyak teman baru yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Saya menyaksikan mereka membawa ragam budaya yang membuat saya terkesan, mulai dari bahasa yang unik, makanan khas, cerita rakyat, hingga kebiasaan sehari-hari yang benar-benar berbeda. Saya memiliki seorang teman bernama Arul Mahdy yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Dia ini biasanya menggunakan logat Jawa saat berbicara dan kadang-kadang memasukkan beberapa kata atau frase berbahasa Jawa dalam percakapannya. Menurutnya, ada satu makanan khas dari daerahnya yang cukup terkenal, yaitu Bakso Malang. Arul suka memperkenalkan makanan ini kepada teman-temannya, termasuk saya, karena dia sangat bangga dengan makanan khas dari kampung halamannya. Saya bertemu dengan teman-teman dari Depok, Tangerang, sampai Bogor. Lalu saya sendiri berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Saya membagikan sedikit tentang makanan khas dari daerah saya, yaitu Bubur Pedas Pontianak yang lezat, dan Bingke Pontianak yang nikmat. Tidak hanya soal makanan, saya juga bercerita tentang tradisi-tradisi unik yang ada di tempat saya seperti Saprahan, makan bersama ala Melayu yang selalu hangat, dan Meriam Karbit, perayaan Idul Fitri yang penuh semangat.
Dalam kehidupan PKKMB FISIP kemarin, kita sering mendengar berbagai logat daerah yang menarik. Misalnya, logat Sunda yang terkenal lembut, logat Melayu yang khas, dan logat Jawa yang terkesan sopan. Semua ini muncul ketika kita bertanya jawab, berpidato, atau saat mengikuti acara-acara.
Keberagaman bukan hanya tampilan, itu adalah kekayaan yang meningkatkan interaksi dan suasana di kampus. Beragam latar belakang ini memungkinkan diskusi yang berwarna-warni dan membuka pandangan baru. Misalnya, pada saat perkenalan kelompok, ada percakapan kecil yang menumbuhkan rasa ingin tahu tentang asal-usul bahasa, kisah, dan makanan unik. Sederhananya, menggunakan bahasa daerah saat perkenalan meningkatkan hubungan dan semangat persahabatan. Keberagaman memastikan bahwa segala diskusi tidak monoton, setiap orang membawa gaya dan perspektif lokal mereka sendiri, yang memberikan dimensi baru pada kreativitas kelompok. Selain itu, keberagaman menumbuhkan semangat toleransi dan kebersamaan. Menghargai logat, makanan, atau adat istiadat, meningkatkan empati dan pengertian satu sama lain. Ini menciptakan rasa "kita" dalam perbedaan, yang menganggap keberagaman sebagai jalan menuju solidaritas dan bukan sebagai jurang.
PKKMB memberi pelajaran bahwa keberagaman adalah kekuatan yang menyatukan. Di FISIP UPN "Veteran" Jakarta, perbedaan latar belakang teman-teman ibarat Indonesia dalam skala kecil---penuh bahasa, tradisi, dan cerita. Merawat toleransi di kampus berarti belajar merawat persatuan bangsa. Di tengah tantangan global, keberagaman menjadi modal sosial penting untuk menumbuhkan solidaritas dan membentuk kita sebagai warga negara yang siap menjaga persatuan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI