Lihat ke Halaman Asli

Ini 8 Titik Terparah Gempa dan Tsunami di Sulteng

Diperbarui: 28 Oktober 2018   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mall Tatura salah satu mal yang menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Palu porak poranda dihantam gempa. (Foto: Situr Wijaya)

Palu -- Jumat 28 September 2018 sore menjadi hari yang paling mencekam dan menakutkan bagi warga tiga wilayah di Bumi Tadulako ini, ya itu Kabupaten Donggala, Kota Palu dan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.

Gempa berkekuatan 7,4 Secala Ricter menggncang wilayah Sulteng, pusat gempa berada di Kabupaten Donggala. Puluhan ribu warga di tiga wilayah Donggapa, Palu dan Sigi berhamburan menyelamatkan diri.

Tak cukup disitu gempa terus terjadi dengan kekuatan menurun, bagaikan kota mati Donggala Palu dan Sigi gelap seketika, jaringan komunikasi pun putus, hingga situasi makin mencekam.

Hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi. Meski dalam keadaan gelap sunami dengan ketinggian sekitar 3 hingga 8 meter menerjang Donggala dan Kota Palu Sulawesi Tengah.

Tercatat, hingga dua Minggu pasca gempa dan tsunami sudah 2.091 meninggal dunia baik akibat gempa, tsunami, akibat tanah bergerak atau likuifaksi di Sulteng.

Hari itu menjadi catatan secarah kelam dunia yang bakal tidak terlupakan oleh warga Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Hingga hari kedua dan ketiga situasi masih mencekam komunikasi belum bisa dilakukan apa lagi bantuan yang datang.

Seiring berjalannya waktu, saluran komunikasi mulai bisa dilakukan beberapa hari pasca peristiwa menakutkan di Bumi Tadulako itu. Bantuan dan relawan dari berbagai belahan dunia pun berdatangan di Kota Palu.

PLN juga menuyusul menyala di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa dan tsunami, proses evakuasi juga mulai dilakukan seminggu pasca gempa dan tsunami di Sulteng.

Tiga Minggu pasca gempa Kota Palu, Sigi dan Donggala mulai bangkit kembali membangun ekonomi meski dalam keterpurukan. Tetapi jika malam hari para warga masih bertahan di pengungsian hingga saat ini.

Bantuan dari belasan negara sahabat berdatangan termasuk dari Malaysia, Singapura, China, Amerika dan beberapa negara lain yang peduli dengan bencana Nasional ini.

Namun sebagian pengungsi masih kekurangan bantuan dan stok makanan, bahkan yang miris masih ada juga yang belum tersentuh bantuan dari relawan dan pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline