Lihat ke Halaman Asli

Tim PKM - RSH UNHAS Gelar Penelitian tentang Etnomedicine Daun Cemangi pada Masyarakat Pammana Sengkang

Diperbarui: 20 Agustus 2021   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tim PKM-RSH (Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Sosial Humaniora) Universitas Hasanuddin yang beranggotakan Randiana Windirianti, Rati Mardatillah, Yasmin Putri Islamay dari Jurusan Ilmu Keperawatan dan Psikologi  melakukan penelitian dengan judul "Etnomedicine Melalui Penggunaan Daun Cemangi Pada Masyarakat Pammana Kabupaten Wajo"

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2021 di Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang dilaksanakan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan dan daring. Partisipan dalam penelitian ini adalah masyarakat Pammana yang menggunakan daun cemangi sebagai pengobatan.

Penggunaan daun cemangi ini atau sering disebut daun kemangi telah digunakan oleh masyarakat Pammana selama  kurang lebih 20 tahun. Kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan serta adanya kepercayaan secara turun temurun membuat budaya pengobatan daun cemangi ini terlestarikan hingga sekarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mengeksplorasi terkait etnomedisin penggunaan daun cemangi yakni  cara pengobatan berdasarkan tradisi masyarakat sesuai dengan arti oleh etnomedisin itu sendiri. Setelah mewawancarai salah satu partisipan kunci yang ada di kecamatan pammana  disebutkan bahwa dalam pengunaan daun cemangi mereka mendapatkan efek relaksasi.jenis penyakit yang masyarakat obati adalah, jenis penyakit ringan seperti sakit kepala, sakit perut, diare,demam,nyeri haid, dan sesak nafas.

Tim peneliti mengharapkan, penelitian ini memberikan manfaat. Khususnya bagi masyarakat dan  yang membutuhkan informasi terkait etnomedicine setelah artikel mengenai "Etnomedicine Melalui Penggunaan Daun Cemangi Pada Masyarakat Pammana Kabupaten Wajo". Selain itu, ada juga harapan agar Tradisi penggunaan daun cemangi ini dapat dijadikan salah satu program toga (tanaman obat keluarga) di pemerintah kabupaten wajo karena banyaknya masyarakat yang menanam daun cemangi. Keseluruhan kegiatan penelitian ini mendapatkan pembiayaan dari Belmawa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa tahun pendanaan 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline