Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Akmal Albari

Mahasiswa Hukum Tata Negara

Bagaimana Media Mengkontruksi Opini Publik

Diperbarui: 31 Mei 2022   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Jurnalis merencanakan strategi suatu media/pribadi

Mengenal media merupakan salah satu perangkat vital di dunia saat ini, terutama adanya pengaruh media arus utama mengemas berita yang tidak penting dan membiaskan berita-berita yang harus dikatahui oleh publik.  

Nyatanya, banyak sekali perusahaan industri dan sponsor menjadi pendukung utama mereka. Disisi lain, buzzer menjadi penjahat bagi publik untuk mendapatkan kebenaran mengenai permasalahan negara. 

Demikian, beberapa yang harus dipahami adalah bagaimana media independen dan alternatif harus berupaya mencapai tujuan, yaitu publik mengetahui isu dan polemik yang terjadi dan tidak dikaburkan oleh hal-hal sepele yang diberitakan. 

Sukar sekali khalayak umum mau memahami isu-isu penting dan mesti diperjuangkan agar tidak terjadinya masyarakat yang buta akan masalah di sekitarnya.

1. Apa yang Penting, Mesti Didahulukan

Baru-baru ini kita tahu bahwa kasus kelangkaan minyak goreng, korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos), kenaikan BBM, Hadirnya Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan lainnya. 

Dari banyaknya masalah tersebut, tidak sadar kalau kita kadang kali suka dipermainkan oleh berita yang bertele-tele. Artinya media memainkan kronologi peristiwa saja, tapi tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. 

kemudian, ketika isu penting yang bersinggungan dengan warga pada umumnya hanya memiliki jangka waktu yang pendek. 

Alhasil, publik mengira bahwa kasus itu selesai dibelakang layar, padahal siapa yang tahu misalkan kasus tersebut dibiarkan saja karena media sudah tidak melirik peristiwa itu dan dibenturkan oleh kasus yang sebenarnya tidak penting dan memiliki rating tinggi jika dipublikasikan. 

Contohnya, saat komedian membeli vidio syur dari salah satu selebgram. Hal semacam itu menjadi kontruksi opini publik yang tidak penting untuk jadi pengetahuan umum.

2. Buat Menarik, agar Memancing Audiens

Media tentu tidak hanya memiliki satu rubrik saja, ketika berita penting tidak menarik untuk dicetak di koran atau tabloid, coba cari rubrik yang lainnya. Dari satu cara ke cara lain sehingga menarik dan mampu membawa audiens untuk mengetahui hal itu. 

Jika rubrik yang dicetak sudah tidak laku dan tidak diminati lagi, maka bisa memakai cara digital. Baik itu berbentuk straight news, feature, videography, infografis, dan memposting di sosial media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline