Samosir, sebuah permata di Provinsi Sumatra Utara, bukan hanya sekadar kabupaten. Ia adalah rahim sejarah dan kebudayaan Batak, sebuah pulau yang dikelilingi keindahan Danau Toba nan mendunia. Dari sinilah, akar peradaban Batak bermula, menyebar ke seluruh penjuru Nusantara.
Namun, berbicara tentang Batak tak melulu soal sistem kekerabatan yang erat, suara merdu yang memukau, atau pesona Danau Toba yang membius mata. Kali ini, mari kita menyelami sisi lain yang sering luput dari perhatian, namun menyimpan kearifan lokal tak ternilai: seni rupa, khususnya seni pahat dan patung, baik yang terukir dari kayu maupun batu. Sebuah warisan yang kini menghadapi tantangan zaman, namun vital untuk kita jaga bersama.
Penghormatan Abadi bagi Sang Pelopor UPAKARTI: Op. Gorga Siallagan
Mungkin tak banyak yang tahu, bahwa seorang putra asli Samosir pernah mengukir sejarah dengan meraih penghargaan bergengsi UPAKARTI dalam bidang seni rupa. Tepatnya di era pemerintahan Presiden Soeharto, beliau diundang ke Jakarta untuk menerima apresiasi tersebut. Sosok itu adalah Bapak Anggarani Siallagan (Op. Gorga Siallagan).
Beliaulah pelopor yang memperkenalkan seni patung Batak ke khalayak, mengubah seni ukir menjadi mata pencarian yang menghidupi warga sekitar hingga kini. Seluruh hidupnya diabadikan di dunia seni ukir, dan darah seni itu mengalir deras ke anak-anaknya. Mereka semua mahir dan lihai memainkan pisau ukir, pahat, serta gergaji, menghasilkan berbagai model patung yang sarat makna.
Op. Gorga Siallagan, seorang seniman berdedikasi dan pribadi yang ramah, telah berpulang. Namun jasanya tak lekang oleh waktu. Beliaulah yang berjasa menjadikan seni ukir sebagai sumber penghasilan utama di Desa Siallagan. Warisan seni dan semangatnya adalah obor yang kini harus kita jaga agar tetap menyala. Mari kita doakan agar seluruh amal baik beliau diterima di sisi-Nya. Amin.
Seni Patung: Lebih dari Sekadar Warisan, Ini adalah Denyut Nadi Ekonomi dan Identitas Budaya
Desa Siallagan, selain dikenal sebagai asal muasal seni patung Batak, juga merupakan destinasi wisata bersejarah yang penting. Jauh sebelum Tomok menjadi primadona pariwisata Samosir (tempat yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo beberapa waktu silam), Desa Siallagan lah yang menjadi magnet utama para wisatawan. Daya tarik utamanya adalah 'Batu Parsidangan' atau 'Batu Kursi' atau 'Stone Chairs', sebuah situs persidangan adat di masa lampau.
Bagi Anda yang ingin menyelami lebih jauh sejarah di balik pahatan batu ini, mengunjungi situs tersebut sangat direkomendasikan. Dari sana, kita bisa melihat bagaimana nilai-nilai keadilan telah diajarkan turun-temurun, mungkin menjelaskan mengapa orang Batak masa kini dikenal lihai dalam bidang hukum. Kunjungan ke situs ini juga akan memanjakan mata dengan keindahan Danau Toba yang memukau.
Seni ukir, di desa ini, telah berkembang menjadi mata pencarian utama. Mengingat lokasi wisata ini menyimpan benda-benda bersejarah seperti patung dan berbagai hasil seni lainnya, warga kemudian terinspirasi membuat replikanya untuk dijual sebagai cenderamata. Sama halnya dengan destinasi wisata lain, Desa Siallagan juga menawarkan oleh-oleh khas yang tak bisa ditemukan di tempat lain, karena semua patung tersebut dibuat dengan 'hand made' atau tangan sendiri, menghasilkan sentuhan personal dan otentik yang tak ternilai. Ini membuktikan bahwa seni tak hanya bicara estetika, tapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi dan mempertahankan identitas.
Titipan Harapan untuk Orang Tua Gen Z: Memupuk Pewaris Seni yang Hampir Punah