Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Sebuah Ucapan Manis

Diperbarui: 28 Juli 2019   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nana?" 

Panggilan itulah yang aku dengar pertama kali dari bibirnya.

Sungguh, jantung ini kembali berdetak tidak beraturan. Tuhan? Apa ini bertanda aku telah membuka hati kembali. Atau hanya sebuah panggilan biasa saja. 

Apakah benar? Ah, aku tidak memikirkannya. Aku kembali berjalan menelusuri lorong menuju kelas ku.

Sejak tiga hari setelah aku melihat wajahnya dari lorong itu, kini kami kembali berpapasan. Bagaimana mungkin? Bahkan aku tidak mengetahui namanya? "gumamku yang sejak tadi masih membaca buku di meja perpustakaan" 

Namun, tiba-tiba seseorang menghampiriku dan memberikan sebuah buku tebal. Setelah aku mengambil  tangannya, seketika kedua bola mataku membulat. Bagaimana bisa, bukankah ini salah satu buku yang sedang aku cari. Tetapi mengapa dia yang memberikannya kepadaku.

Tanpa berfikir panjang, aku langsung keluar dari perpustakaan dan menuju ke kelas.

"Hei Na, tuh ada yang ngasih cokelat panas ke kamu?"

"Oh, makasih."

Aku menuju ke meja belajarku. Benar saja, sudah tersedia segelas cokelat panas dan sebungkus roti mini berisi cokelat. 

"Hei Na?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline