Lihat ke Halaman Asli

Butet Pagaraji

Seorang Guru, Penggila Tuhan dan Pencinta Ilmu, Alam Semesta serta Sesama Manusia

John Dewey: Experiential Learning "Hands On Approach"

Diperbarui: 17 Mei 2022   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sources: https://www.educationcorner.com/

Fakta yang tak terbantahkan tentang "hari ini" adalah bahwa tidak ada satupun makhluk di semesta ini, yang pernah menjalaninya. Tak terkecuali manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan, mereka yang berusia lanjut atau masih muda, kaya atau miskin, seorang buta huruf hingga seorang profesor, atau bahkan presiden sekalipun. 

Sebuah hari, akan selalu menawarkan misteri dan pengalaman. Misteri adalah apa yang belum diketahui dan pengalaman adalah petualangan menguak misteri. Dan setiap "hari" yang baru, selalu menggugah rasa ingin tahu dari jiwa dan intelektual yang penasaran. 

Maka saya membayangkan sekumpulan individu di dalam kelas; murid-murid, datang dan yang memulai hari dengan jiwa dan intelektualitas yang haus akan suatu pengalaman demi menguak misteri kehidupan yang akrab kita sebut sebagai pengetahuan. 

Apa yang akan saya lakukan? Bagaimana saya dapat memfasilitasi setiap individu tersebut untuk mencapai tujuannya pada hari itu? 

Kekuatan dari sebuah pengalaman.

Berdasarkan etimologinya, pengalaman berasal dari bahasa Inggris "experience" dan "empiricism." Kedua kata ini diserap dari bahasa Yunani yaitu "empiria" dan "experietia" berarti "pengalaman dalam" atau "terampil untuk."

Awalnya, paradigma empirisme meletakkan pandangannya pada doktrin dimana pengetahuan, baik secara parsial maupun keseluruhan didasarkan pada interaksi antara panca inderawi manusia dengan alam dan lingkungannya. Bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami dan bukan proses menalar oleh akal.

Pengalaman dan Pengetahuan.

Seorang psikolog asal Amerika Serikat, John Dewey, membongkar paradigma teori empirisme yang mengabaikan kerja akal. Ia mengatakan bahwa pengalaman selalu memuat 2 kutub yaitu subyek dengan segala keinginan, kepentingan, perasaan, sejarah, budaya dan latar belakang pengetahuannya; dan obyek dengan segala kompleksitasnya; mental maupun fisik; rasional maupun empirik (Wasitohadi, 2016:52).

sources: Pinterest/Alana Dauter

Pengalaman dan Pendidikan "Hands-On Approach."

Proses pembelajaran modern yang ditawarkan Dewey, adalah suatu proses yang aktif dimana pengetahuan seorang murid dikonstruksi secara sosial melalui pengalaman. Murid-murid harus terlibat dalam proses yang menantang dan mendorong murid untuk berpikir proaktif. Pengetahuan berpangkal dari pengalaman dan bergerak menuju pengalaman. Hal ini tentunya akan melatih siswa untuk berpikir secara rasional dalam memecahkan masalah.

Aktifitas belajar yang demikian akan menciptakan suasana yang menyenangkan. Memberikan ruang bagi kebebasan berpikir kritis dan berimprovisasi namun bernilai moral tinggi serta berdaya guna bagi lingkungan, masyarakat dan negara. Maka menjadi sangat penting untuk menyusun sebuah kurikulum pembelajaran yang terintegrasi dengan proses belajar berbasis pengalaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline