Lihat ke Halaman Asli

Shafira Lupita

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mengabdi Tanpa Mengenal Batas Waktu

Diperbarui: 11 Juli 2019   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Radiyanto S,Pd. dikenal sebagai seorang guru yang mengabdi pada bidang studi keahlian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pria yang akrab di panggil dengan sebutan Pak Radi ini lahir di Bantul, 4 Juli 1968. Memiliki berat badan 72 kg dan tinggi badan 156 cm ini merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Kini beliau merupakan kepala rumah tangga, yang memiliki seorang istri dan 5 orang anak.

Pak Radi mengaku tak pernah bercita-cita untuk menjadi guru terutama guru TIK. Pernah bersekolah di SD Muhammadiyah Bantul selama 6 tahun, dilanjutkan ke SMP Sanden selama 3 tahun dan SMK Negeri 3 Yogyakarta (Dulu STM 2 Jetis) mengambil jurusan listrik selama 3 tahun. Kemudian melanjutkan studi S1 Pendidikan Elektronika di IKIP dan lulus pada tahun 1995.

Tahun 1995 beliau langsung bekerja sebagai guru setelah lulus kuliah dan mengajar di SMK Negeri 3 Yogyakarta sebagai guru mata pelajaran fisika dan kimia. Kemudian di tahun 1997 beliau juga pernah mengajar mata pelajaran ilmu bahan elektronika dan dasar-dasar elektronika.

Di tahun 2004 terdapat jurusan baru di SMK Negeri 3 Yogyakarta yaitu teknik komputer dan jaringan dan jurusan multimedia. Sejak saat itulah beliau menjadi salah satu guru di bidang studi keahlian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mengajar pada mata pelajaran jaringan dasar, desain web, sistem operasi, dan pemrograman hingga saat ini.

Beliau mempunyai hobi menghafalkan Al-Qur'an. Dan karena kecintaannya pada mengaji dan menghafal Al-Qur'an beliau membangun sebuah pesantren di dekat rumahnya yang beralamat di Gunungsaren Lor RT 28 Trimurti Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Menjadi guru mengaji pun menjadi pekerjaan sampingannya selama bertahun-tahun.

Menurut pengalaman mengajarnya selama 23 tahun ini, banyak suka dan duka yang telah beliau rasakan. Bagi Pak Radi, susahnya menjadi seorang guru contohnya adalah kondisi yang sering tidak cocok antara harus mengajar namun sedang memiliki beban masalah pribadi atau keluarga.

Sehari-harinya beliau juga harus menempuh perjalanan cukup jauh untuk sampai ke SMK Negeri 3 Yogyakarta menggunakan sebuah sepeda motor kesayangannya. Belum lagi terkadang beliau harus pulang pada sore hari dan lanjut beraktivitas menjadi guru mengaji.

Namun di balik itu semua beliau juga merasa bersyukur dengan profesinya sebagai guru. Beliau senang bisa bertemu dengan murid-muridnya, bertemu kawan-kawan seprofesinya, dan tentunya dapat berbagi ilmu kepada siapapun.

Pak Radi sering berpesan kepada murid-muridnya "Segala hal itu harus di persiapkan mulai sekarang. Kita harus bisa memanfaatkan waktu yang masih diberikan Tuhan kepada kita dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk masa depan kita. Karena kita tidak pernah tahu kapan waktu yang kita miliki ini akan berhenti."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline