Lihat ke Halaman Asli

Senyummu Merekah di Hatiku

Diperbarui: 7 Maret 2018   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-teman, pernah nggak kalian merasa bahagia? Eits, tapi bukan karena barang atau hal duniawi. Tapi karena kebahagiaan orang lain.
Singkatnya: pernahkah teman-teman ikut bahagia saat orang lain bahagia? Hmm, kelihatannya gampang juga, ya! Padahal tidak, lho. 

Bahkan menurutku, bersimpati terhadap kesusahan orang lain lebih mudah dibandingkan ikut senang atas kebahagiaan orang lain. Mengapa? Ya, soalnya kan.. kalau kesedihan itu, kita bisa membayangkan diri kita di posisi itu, yang notabene, pasti sangat nggak enak! Jahatnya (yah), kita merasa fine-fine saja. Oke saja. 'kan bukan gua yang ngerasain.'

Hus, tidak baik, ya itu. Intinya, secara manusiawi, orang akan merasa bahagia ketika dia mendapatkan sesuatu, dan itu untuk dirinya sendiri. Semacam individualis gitu, lah ya. Berbanding terbalik saat orang lain yang sedang berbahagia.
Agak sulit bagi kita untuk menerimanya.

Jujur saja.

Singkatnya begini: 'kebahagiaan itu kan yang merasakan bukan aku, kok, aku harus ikut bahagia? Harus ikut senang? Buat apa? Mendingan urus masalah sendiri, deh.'
Misalnya, teman kita hari ini mengabari kita bahwa dia lagi bahagia. Soalnya, dia baru saja memenangkan sayembara di majalah, yang berhadiah liburan ke Eropa. Reaksi normal orang yang dikabari, sih, tentu saja akan memberi selamat. Akan tetapi, secara jujur, bisa saja perasaan iri muncul. Tapi ingat, iri ini tidak baik.

Lalu gimana, dong?

Coba saja bayangkan diri kita yang ada di posisi mereka. Pastilah juga orang akan bereaksi sama. Tentu senang bukan, saat kita menjadi orang yang beruntung tersebut. Oleh karena itu, hilangkan rasa iri tersebut, ya. Caranya dengan menjadi tulus. Jangan turuti ego semata. Memang bukan hal yang mudah! Tapi kalau kita berlatih untuk tidak menuruti ego, pasti bisa. Bersikap peduli juga penting, lho. Dengan kepedulian kita, pasti orang jadi senang. Lalu, mereka pun akan tersenyum dengan tulus!

Di situlah letak kebahagiaan muncul di dalam diri kita. Melihat orang tersenyum, kita pun rasanya lega. Coba, deh.

Meningkatkan kepedulian kita terhadap orang-orang yang berjasa, juga patut dicontoh. Misalnya, sapalah tukang sapu di jalan yang sudah bersedia membersihkan lingkungan. Coba, deh. Kalau nggak ada mereka, pasti jalanan akan kotor. Dengan begitu, mereka akan merasa dihargai. Atau, jadilah pendengar yang baik di saat temanmu sedang bad mood. Kamu bisa duduk di sampingnya, dan berkata: "Aku siap jadi ring basketball untukmu. Lemparkan kekesalanmu, kesedihanmu, semuanya, deh. Ya?"

He he he..

Bisa juga kita menunjukkan penghargaan kita kepada para petugas mini market. Ketika cuaca hujan, biasanya sepatu kita akan basah. Tolong jangan asal masuk pintu tanpa menggosokkan kaki pada keset "kardus" yang biasanya diletakkan di depan toko. Cara itu tentu saja akan mengurangi resiko lantai menjadi becek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline