Lihat ke Halaman Asli

Dua Kisah Inspiratif dari Perjalanan Dinasku di Flores Timur

Diperbarui: 10 Mei 2019   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolam milik Rusman di samping pekarangan rumahnya (Dokumentasi pribadi)

Ada dua kisah yang akan saya bagikan dalam tulisanku kali ini. Kisah ini layaknya oleh-oleh dalam perjalanan dinasku selaku seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, teruntuk pembaca setia Kompasiana ataupun siapa saja yang sempat membaca tulisan ini.

Kisah ini diwakili dua sosok yang barangkali belum saling kenal satu sama lain, namun bagiku sudah cukup mengenal keduanya, baik sebagai teman, mitra kerja dan sekarang beralih status selaku narasumber untuk topik ceriteraku kali ini. Kisah ini ialah kisah yang berbeda, karena berbeda maka di sinilah letak menariknya.

Foto pribadi berlatar belakang Pulau Konga (Dokumentasi pribadi)

Semua itu boleh terjadi di Desa Kobasoma di Kabupaten Flores Timur yang sedari dulu lebih terkenal dengan kampung atau desa Kanada. Desanya berlimpah air, punya irigasi yang mengairi persawahan petaninya, serentak menjadikan kampung ini sebagai penghasil beras untuk "menafkahi" masyarakat Kabupaten Flores Timur, di mana mayoritas petaninya cuman petani ladang yang begitu mengandalkan sumber air, semata-mata dari berkah air hujan yang turun dari langit membasahi bumi ini.

 

Foto pribadi berlatar belakang Pulau Konga (Dokumentasi pribadi)

Persawahan Kobasoma dan pemandangan laut menuju ke desa (Dokumentasi pribadi)

Kedua sosok ini, berhasil memikat hati dan memantik pena kesadaranku untuk segera menulis sekembalinya dari desa.

Sosok pertama adalah seorang pengusaha lokal sukses yang namanya sudah begitu terkenal di kota Larantuka dan juga kabupaten Flores Timur. Datang dari ranah Padang untuk merantau di kota kecil Larantuka, namun tak suka dicap sebagai pendatang, karena sudah merasa menjadi orang Flores ketimbang sebagai orang Padang. 

Siapa yang tak tahu rumah makan Padang, RM Sang Surya di Larantuka dan beberapa tempat lainnya di kota kecamatan terdekat, seperti Boru yang menjadi ibu kota kecamatan Wulanggitang? 

Nama rumah makan itu sudah sangat akrab di telinga orang di kota ini, bahkan saya sendiri menjadi tahu seperti apa cita rasa masakan Padang dari warung ini, ketika masih menjadi pelajar salah satu SMP di Hokeng, yang kebetulan berdekatan dengan Boru. 

Dialah yang merintisnya dan dialah yang kini punya usaha beragam macam jenis usaha, mulai dari warung makan, pabrik es, pengolohan dan pengawetan ikan, toko jualan ikan segar dan beku serta aneka olahan hasil laut, peternakan ayam petelur, budi daya ikan air tawar, nila, lele dan bandeng. 

Haji Abdulah, atau lebih tenar dengan sapaan Pak Aji, merupakan sosok yang menjadi narasumber pertamaku. Pemilik UD Sang Surya ini, sudah terkenal di Kota Larantuka, dan memiliki karyawan lebih dari seratus orang, termasuk banyak untuk ukuran kota kecil seperti Larantuka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline