Mohon tunggu...
Sebastianus KiaSuban
Sebastianus KiaSuban Mohon Tunggu... Penulis - ASN

ASN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dua Kisah Inspiratif dari Perjalanan Dinasku di Flores Timur

9 Mei 2019   21:08 Diperbarui: 10 Mei 2019   14:03 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam milik Rusman di samping pekarangan rumahnya (Dokumentasi pribadi)

Di tepian kolam ikan miliknya yang begitu asri, ia berkisah tentang lika-liku perjalanan usahanya dari awal, titik nol hingga pecah telur menjadi sesuatu saat ini. Berawal dari warung makan Padang, ia melihat peluang itu terbuka baginya untuk memulai usahanya. 

Sebagai orang Padang, ia beruntung karena masakan Padang sudah mendapat merk dagang di lidah orang Indonesia dengan aneka khas masakannya, di antaranya nasi rendang yang sangat populer itu. 

Berkat keuletannya, tak butuh waktu lama, ia pun berhasil membuka cabang di jalur lintasan bis Maumere-Larantuka, yakni di Boru, kota kecamatan Wulanggitang, perbatasan Kabupaten Sikka dan Flores Timur.

Nogbrol santai bersama Pak Aji, Pemilik UD Sang Surya Flores Timur (Dokumentasi pribadi)
Nogbrol santai bersama Pak Aji, Pemilik UD Sang Surya Flores Timur (Dokumentasi pribadi)
Berhasil berkiprah sebagai pengusaha rumah makan, ia mulai merambah sektor Perikanan. Bersama seorang kenalan dari Makasar, mereka bekerja sama membuka pabrik ikan tongkol asap atau lebih terkenal dengan nama ikan kayu karena saking keras daging tongkol kalau diasap layaknya sebatang kayu untuk diekspor ke Jepang sebagai bahan baku pembuatan bumbu penyedap rasa dengan merk Zasa. 

Di masanya, Zaza adalah kompetitor utama dari Ajinomoto. Namun karena beda konsep dan prinsip, pak Aji memutuskan mengakhiri kerja sama dengan temannya dan tak lama berselang usaha yang dijalankan sendiri oleh kawannya itupun tiarap alias gulung tikar pulang kampung. 

Tawanyapun lepas dari wajah yang begitu rileks, seolah mengatakan kalau dia memang lebih pantas dan cakap menjalankan usaha itu ketimbang orang lain. Sebuah optimisme yang layak di contoh bagi jiwa enterpreneur muda zaman now, asal jangan bablas aja.

Kegagalannya tak membuat beliau patah arang. Sebaliknya, hal ini justru melecut semangatnya untuk mencoba peruntungan lain di sektor perikanan. Ia melihat Flores Timur di era 90-an telah bermetamorfosis menjadi salah satu daerah penangkapan favorit bagi species ikan Tuna dan Cakalang dalam mendukung kegiatan eksport kelautan indonesia. 

Peta potensi tuna cakalang yang sebelumnya tersembunyi dari amatan pengusaha perikanan tersibak dan munculah beberapa perusahaan eksportir tuna cakalang di Flores Timur. Seiring dengan itu, perkembangan jumlah armada Pole And Line penangkap tuna cakalang pun meningkat di Flores Timur. 

Mereka membutukkan balok-balok es untuk mengawetkan ikan untuk menjaga mutu, menaikan harga jual hasil tagkapan di atas timbangan dan putusan para checker perusahaan yang bertugas memberi poin terhadap mutu ikan yang mereka bawa. 

Es menjadi faktor utama sebagai pencegah dan memperlambat pembusukan ikan. Inilah ide berliannya pak Aji dan lahirlah pabrik es Sang Surya, sesuai nama warung makan milikinya.

Seiring perjalanan waktu, usahanyapun makin berkembang. Namun demikian munculnya para kompetitor sejenis membuat persaingan kian semakin kompetitif. Pak Aji pun mulai melihat peluang baru, di antaranya membuka toko ikan dan membuat aneka olahan ikan, seperti bakso, nugget, abon, dan keripik untuk dijual di toko ikan Sang Surya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun