Lihat ke Halaman Asli

Jurnalisme Investigatif dalam Kacamata Multimedia

Diperbarui: 11 Oktober 2018   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalisme Investigatif dalam Kacamata Multimedia

Foto Jurnalisme Investigatif

Jurnalisme investigatif bisa dikatakan sebagai jenis jurnalisme yang berbeda dengan jurnalisme pada umumnya. Tuchman (dalam Kurnia, 2003: 97) menyatakan pengorganisasian laporan yang dilakukan wartawan dibagi ke dalam: hardnews, softnews, hingga spotnews. Jurnalisme investigatif bisa berada di sepanjang rangkaian kategori di atas. Jurnalisme investigatif sebagai jurnalisme "out to box" memberikan warna tersendiri dalam dunia jurnalistik.

Kisah-kisah yang diceritakan dalam jurnalisme investigatif tidak bisa diukur dan ditentukan dengan generalisasi (Kurnia, 2003: 98). Hal ini disebabkan ada kisah yang mengangkat dari sisi si" korban", ada pula kisah yang mengangkat kelemahan dari sebuah sistem. Kisah-kisah jurnalisme investigatif yang mengangkat kelemahan dari sebuah sistem seperti pelanggaran administrasi di pengadilan atau bahkan pemerintahan sekalipun.

Burgh (dalam Kurnia, 2003: 98) menyebutkan berbagai permasalahan yang ditemukan dalam jurnalisme investigatif antara lain:

  • Hal-hal yang ilegal dan berkaitan dengan pelanggaran moral
  • Penyalahgunaan kekuasaan
  • Dasar faktual dari hal-hal aktual yang tengah menjadi pembicaraan publik.
  • Keadilan yang korup
  • Manipulasi laporan keuangan
  • Pelanggaran hukum
  • Perbedaan antara profesi dan praktisi
  • Hal-hal yang sengaja disembunyikan

Keberagaman kisah-kisah yang dituangkan dalam jurnalisme investigatif turut menentukan tujuan jurnalisme ini. Tujuan jurnalisme investigatif tidak lain adalah mengungkapkan kebenaran kepada masyarakat dari suatu permasalahan atau kasus yang disembunyikan oleh seseorang atau sebuah kelompok. Biasanya seseorang atau suatu kelompok ini bisa dibilang memiliki kekuasaan (power) atau kedudukan yang tinggi, seperti pemerintahan. Oleh sebab itu, jurnalisme investigatif berhubungan banyak dengan moral.

Jurnalisme investigatif berhubungan dengan moral.

Moral sebagai "Landasan Pacu"

Benar jika komponen moral (moral component) adalah unsur terpenting dalam liputan investigasi (Mencher dalam Kurnia, 2003: 100). Apa yang wartawan lakukan di lapangan, memang didasari oleh motivasi moral: mengungkapkan sebuah kebenaran pada masyarakat. Moral dalam jurnalisme investigatif bagaikan "landasan pacu" yang digunakan pesawat untuk bisa lepas landas ke udara.

Jika menyinggung cara kerja wartawan investigasi di lapangan, tentu berbeda dengan wartawan-wartawan lainnya. Waktu kerja yang tidak tetap, liputan beritanya bahkan tidak ditentukan di ruang redaksi, hingga mengandalkan kemampuan moral sebagai pisau analisis. Hal ini sekaligus menegaskan terminologi jurnalisme investigatif sebagai sebuah penyelidikan atau misi tertentu yang dimiliki seorang wartawan dalam mengungkap kebenaran di balik sebuah kasus yang diberitakan.

Lebih lanjut mengenai kerja wartawan investigasi, selain moral yang dibutuhkan sebagai pisau analisis, rasa ketertarikan untuk mengetahui sebuah sesuatu juga sama pentingnya (Kurnia, 2003: 97). Tanpa rasa ketertarikan, maka semangat wartawan investigasi dalam menyelediki sebuah kasus menjadi berkurang dan mempengaruhi pemberitaan.

Penjelasan tentang cara kerja wartawan secara keseluruhan kurang lebih bisa dirumuskan seperti ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline