Lihat ke Halaman Asli

satria winarah

yang mengenal dirinya yang mengenal Tuhannya

Betawi dan Sekelumit Cerita Tentangnya

Diperbarui: 4 Maret 2021   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Betawi yang kita kenal sekarang ini, sebagai sebuah suku dg budaya dan bahasanya sendiri, bukanlah terminologi yang sudah dikenal sejak zaman kerajaan Islam ataupun Hindu-Budha.

Terminologi Betawi muncul ketika orang Belanda yang berhasil menaklukkan Jayakarta, mengubah nama kota tersebut dengan nama Batavia, sering juga ditulis Batawia. Karena ejaan Belanda dan Jerman yang melafalkan huruf W sama dengan huruf V.

Pribumi pada masa itupun mulai menyebut kota tersebut dengan sebutan Batawia atau Batawi, yang lama kelamaan menjadi Betawi. Seiring dengan terasimilasinya penduduk asli Sunda di wilayah tersebut dengan berbagai macam budaya yang ada, akhirnya muncullah sosok suku baru yang sekarang kita kenal dengan sebutan suku Betawi.

Era Kerajaan
Pada abad pertengahan, kerajaan Sunda adalah kerajaan yang menduduki seluruh wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jakarta sekarang. Kerajaan ini memiliki empat pelabuhan, yaitu Serang, Sunda Kalapa, Panarukan, dan Cirebon.

Pelabuhan Sunda Kalapa adalah pelabuhan yang paling penting untuk kerajaan Sunda, sebab itu adalah pelabuhan yang berada pada ibu kotanya, Pakuan (meliputi Jabodetabek sekarang ini, dan juga Sukabumi dan Cianjur).

Dari kota dan pelabuhan yang strategis ini, Raja-Raja Sunda turun temurun sejak zaman Tarumanegara (circa 4 M) hingga Pajajaran (circa 1500 M) , memerintah wilayah mereka. Kelak dari lokasi yg strategis ini juga, Belanda memerintah seluruh wilayah Hindia Belanda. Dan kelak dari lokasi yang strategis ini juga, presiden2 Indonesia memerintah.

Wilayah Pakuan dan Sunda Kalapa tanpa kita sadari sudah menjadi ibukota bagi tiga buah pemerintahan sejak tahun 400 hingga 2021 sekarang ini.

Era Kolonial
Perebutan atas wilayah Sunda Kalapa yang strategis ini terjadi berkali-kali.

Kesultanan Banten pernah merebut Sunda Kalapa dari kerajaan Sunda yang sudah terseok-seok. Menjadikan kerajaan Sunda kehilangan Kesundaannya dan hanya bisa dikatakan sebagai kerajaan kecil, Pakuan Pajajaran. Yang diambil dari wilayahnya yang kecil, karena terapit dua kekuatan besar, Kesultanan Banten dan Cirebon.

Portugis merebut Sunda Kalapa dari Banten, dan menjadikan Sunda Kalapa sebagai kantor pusat perdagangan mereka. Konon disini Portugis mengganti nama kota ini menjadi Jacatra. Tapi masih butuh konfirmasi.

Kesultanan Demak, melalui Laksamana Fatahillah, pada 22 Juni 1527 M merebut Jacatra dari Portugis dan merubah namanya menjadi Jayakarta. Dikemudian hari pindah tangan ke Kesultanan Banten, ketika Demak runtuh dan berganti ke Kesultanan Pajang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline