Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Visioner Sudirman Said

Diperbarui: 27 September 2017   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kumparan.com

Seorang pemimpin diukur dengan pandangan-pandangannya. Dan sejauh mana pandangan-pandangannya mampu melihat problem kekinian dan masa depan. Tentu saja, seorang pemimpin bukan peramal, namun seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu melihat bahwa ada kausalitas antara masa sekarang dan masa depan.

Para pemimpin dan bapak bangsa negeri ini dapat menjadi teladan mengenai sosok-sosok yang berpikir visioner di zamannya. Mereka tidak hanya berpikir untuk generasinya, tapi juga untuk generasi-generasi berikutnya. Sebab itu, tidak ada kata lelah, menyerah, atau putus asa dalam setiap perjuangan mereka meski berbagai rintangan menghadang sedemikian besar. Mereka berpikir-bekerja untuk masa sekarang dan untuk masa-masa mendatang.

Karena itu, Sudirman Said mengajak semua elemen Republik ini untuk memikirkan apa yang telah dilakukan bangsa Indonesia sejak merdeka hingga diusia kemerdekaan 100 tahun nanti. Inilah karakter pemimpin yang mengajak kita untuk belajar dari masa lalu, berpikir-berbuat hari ini, dan membawa warisan untuk masa depan.

Ajakan untuk memikirkan perjalanan 72 tahun kemerdekaan Indonesia yang telah lewat dan 28 tahun mendatang, disampaikan Sudirman Said dalam acara lokakarya nasional bertajuk "Mewujudkan Kedaulatan Masyarakat Adat Papua dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Darat dan Pesisir Laut Secara Berkelanjutan" yang diselenggarakan oleh Universitas Cendrawasih, Papua (Selasa, 26/09).

Sudirman Said merasa prihatin dengan situasi bangsa ini di mana waktu dan energi hanya dihabiskan untuk memikirkan hajatan-hajatan politik semata. Sementara itu, pembangunan aspek-aspek strategis bagi kemajuan bangsa ini luput dari perhatian serius. Akibatnya, bangsa Indonesia terseok-seok di hadapan negara-negara lain.  

Ketidakmampuan pemerintah untuk berpikir visioner tergambar dari bagaimana sumber daya kita habis dieksploitasi atau dijual ke pihak asing sementara tak ada  yang terisisa untuk generasi mendatang. Hal seperti itu terjadi di semua sektor; misalnya hutan yang dibabat habis demi memenuhi hasrat generasi hari ini, sumber daya alam yang dimonopoli oleh segelintir perusahaan, dan lain sebagainya.

Kita memang butuh belajar untuk berpikir mengenai apa yang menjadi prioritas bangsa ini. seperti negara-negara maju yang mengetahui bagaimana mempersiapkan kehidupan generasi-generasi mereka di masa mendatang. Pemerintah kita seringkali disibukkan oleh pencitraan, hajatan politik, dan memperkaya diri sendiri dan golongan.

Padahal, tugas utama seorang pemimpin tentu saja tidak hanya untuk menjalankan standar operasional pekerjaan, melainkan juga untuk merumuskan kebijakan yang ramah dan berpihak pada masyarakat hari ini dan generasi di masa depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline