Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Membangun Perekonomian, Membangun Bangsa

Diperbarui: 4 September 2016   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Anda bisa membayangkan betapa besarnya biaya untuk membangun sebuah rumah, termilogi itupun berlaku pada saat membangun sebuah negara. Indonesia yang terbagi oleh beribu-ribu pulau dan dihuni oleh ratusan juta manusia untuk membangun secara keseluruhan bangsa ini tak pelak membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu yang sangat banyak.

Pembangunan secara berkelanjutan merupakan siklus hidup didalam suatu negara yang wajib dilakukan dimana tujuan akhirnya adalah agar rakyat yang hidup didalamnya sejahtera. Konteks agar berlangsungnya pembangunan ini tentu perlu ditopang yaitu dengan roda perekonomian yang terus menerus berputar dan berkembang.

Akan tetapi di tengah gejolak ekonomi global dan tidak maksimalnya besaran pendapatan nasional maka pembangunan bagi Indonesia menjadikannya sebuah tantangan, oleh karena itu membutuhkan perencanaan yang matang yang dapat mengimplementasikan visi dan misi bangsa. Indonesia butuh sosok yang dapat mempresentasikan pembangunan yang berlandaskan perekonomian dan sosok tersebut ada pada Bambang P.S Brodjonegoro yang kini menjabat sebagai Kepala Bappenas.

Menggantikan Sofyan Djalil, Bambang yang sebelumnya sebagai Menteri Keuangan dinilai tepat ditempatkan di posisi barunya karena ia memiliki keahlian dalam menunjang pembangunan diantaranya dalam bidang ilmu ekonomi regional, desentralisasi fiskal, keuangan negara, ekonomi pembangunan, ekonomi perkotaan dan transportasi serta analisis pengambilan keputusan.

Dalam acara Tokoh Bicara : Bappenas di bawah Kepemimpinan Bambang P.S. Brodjonegoro ada beberapa hal yang patut disimak. Konteks yang menarik bagi Penulis yaitu situasi yang Indonesia tengah alami saat ini, pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang seolah tidak terselesaikan.

Ketiganya bukan saja menjadi masalah dalam negeri ini melainkan dapat menghambat pembangunan apabila dibiarkan tidak terkontrol. Sedangkan di sisi lain ada faktor-faktor yang dihadapi antara lain rendahnya daya serap investasi ke dalam negeri dan pergantian pucuk kekuasaan secara berkala yang memungkinkan berubahnya kebijakan.

Tentunya menanggapi permasalahan tersebut perlu solusi guna menyelesaikannya, antara lain : penyediaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, perbaikan mutu Sumber Daya Manusia, akses penduduk ke pelayanan dasar, dan perluasan cakupan perlindungan/jaminan sosial, yang kesemuanya tertuang pada Rencana Kerja dan Target Pembangunan tahun 2017.

Dalam hal ini pemerintah melalui Bappenas menyadari betul bahwa Indonesia sebenarnya memiliki beragam potensi salah satunya adalah begitu besarnya jumlah tenaga siap kerja dan kaya akan sumber daya alam, potensi ini dapat menjadi daya tarik bagi investor luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia disertai ragam insentif menarik. Investasi yang difokuskan pada pembangunan di sektor industri manufaktur akan menciptakan lapangan kerja yang sangat besar, namun sektor ini pun perlu ditopang oleh SDM yang berkualitas.

Untuk melahirkan SDM berkualitas perlu ditunjang oleh kualitas hidup yang mapan (berkecukupan) dimana akses pelayanan dasar (semisal pendidikan, kesehatan, sarana prasarana, dll) bagi publik terpenuhi, fasilitas yang mensupport ekonomi kerakyatan (semisal kredit UMKM), serta efektifitas kebijakan pemerintah setempat (semisal subsidi dan bantuan sosial).

Dari gambaran diatas dapat kita ketahui bersama-sama bahwa dalam membangun perekonomian bangsa aspek eksternal maupun internal perlu sejalan, Indonesia tidak bisa hanya berpangku pada investor luar dan pontensi dalam negeri yang dimiliki tanpa adanya nilai tambah sebagaimana negara-negara lain pun ikut berlomba-lomba meningkatkan potensinya guna membangun negaranya.

Masyarakat Indonesia harus didorong agar bertransformasi menjadi masyarakat kreatif, masyarakat dimana mutu kehidupannya memadai dan memiliki daya saing serta berani terjun ke sektor usaha informal. Pertumbuhan sektor usaha informal secara berkesinambungan perlu ditingkatkan agar dapat berkembang menjadi sektor usaha formal sehingga memberikan benefit bagi pembangunan perekonomian Indonesia dalam membangun bangsa agar menjadi negara maju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline