Lihat ke Halaman Asli

Kamu yang Kutunggu

Diperbarui: 20 Februari 2020   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aqila adalah gadis kecil yang hanya memiliki cita-cita mulia. Mungkin sebagian orang ini dianngap sepele, tapi menurutnya ini adalah hal yang luar biasa yang bisa menyembuhkan berbagai luka. Ya... cita-citaku hanya ingin melihat orang-orang disekelilingku tersenyum bahagia ketika akusangat bermanfaat dikehidupan mereka. Simpelnya adalah dengan keadaanku yang seperti ini, aku ingin membantu semua orang sebisaku. Tak ingin meminta imbalan, tapi hanya satu yang dipinta doakan semoga keluargaku dan aku bisa sehat terus agar bisa terus membantu lebih banyak orang lagi. Memiliki orang tua yang separuh memang tak mudah bagi aku. 

Bayangkah burung saja memiliki 2 sayaptapi ketika satu sayapnya hilang burung pun tak bisa terbang bebas untuk  apa yang dia mau. Akupun tak mau seperti burung, aku ingin tetap semangat untuk menggapai cita-citaku meskipun aku tak punya Ayah lagi. Ada satu hal yang aku ingat pesan Ayah sebelum meninggalkan Ibu dan aku. Ia hanya ingin aku menjadi orang yang bermanfaat bukan hanya untuk keluarga tapi unuk orang lain diluar sana yang membutuhkanku dan ia ingin Ibu memberi dukungan semangat dan doa yang tulus serta terus membimbing agar langkahku  kedepannya bisa lancer. Itulah mengapa aku punya cita-cita yang sangat sederhana.

Selain itu, pesan Ayahku jangan pernah khianati teman tetapi jangan ketergantungan dengan teman. Mungkin Ayah menginginkan aku berada di lingkungan yang sehat. Makannya entah kenapa aku selalu didekatkan dengah sahabat yang bener-bener mementingkan solidaritas. Sedikit sahabat lebih nyaman dibandingkan banyak teman yang semuanya palsu. Aku memiliki 2 orang sahabat namanya Ayudia dan Azkia,merekalah yang selalu menemaniku, menyemangatiku bahkan sekalinya aku kena musibah merekalah yang selalu stay sampai keadaannya kembali normal. Sebaliknya ketika mereka sedang terkena musibah, aku turut menemani mereka.

Aku akan berlaku

 Seperti  cermin bagimu, 

apapun yang kau

 lakukan padaku itu

 yang  ku lakukan padamu

            Awal  masuk SMP teman-teman mulai beragam dari yang egois, pemalu, so menjadi penguasa dan lain-lain. Menurutku aku berada di tengah-tengah mereka karena aku akan menyesuaikan dengan mereka tapi tidak untuk hal yang buruk. Bukannya labiltapi aku harus paham bagaimana mengkondisikan semuanya agar aku bisa diterima di lingkungan sosil dan menjadi tau bagaimana cara beradaptasi dengan orang yang bebrbeda sifatnya dengan kita. 

Ditambah aku itu orangnya sangat pengamat. Kalau ada orang belum kenal denganku, pasti aku dibilang sombong dan egois saat pertama kali bertemu. Tetapi, ketika sudah mengenal lebih dalam, mereka yang bilang aku egois akan berbanding terbalik dengan apa yang mereka nilai. Mereka akan bilang Aqila ternyata kamu berbeda pada saat pertama kali aku bertemu kamu. Kamu orangnya sangat baik dan murah senyum, fleksibel juga kalau kamu lagi ngobrol sama teman. Kamu orangnya nyaman buat diajak curhat tidak heran Ayudia danAzkia sangat betah ketika sedang berada dengan kamu. Sepertinya bayangan cita-citaku akan terwujud.

            Aku sangat menginginkan menjadi psikolog. Karena menurutku happy ajah ketika  mendengar curhatan orang lain dan yang lebih happy ketika aku bisa membantu memberikan solusi kepada mereka yang curhat dan masalah mereka benar-benar selesai. Jadi ingat pesan Ayah yang terealisasikan memang dari hal kecilpun bisa membantu orang lain. Intinya bantulah orang lain sebisa apapun dan sekecil apapun hal yang mau dibantunya. Tapi memang tak lepas atas izin Allah SWT semua akan baik-baik saja seberat apapun masalahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline